Inflasi Membesar, Program Kerja Kerja Kerja Dipertanyakan
Wakil Ketua Komisi VI DPR Heri Gunawan mengingatkan pentingnya pengelolaan inflasi dalam pencapaian kesejahteraan Indonesia.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sugiyarto
Malaysia 3 persen, Filipina 3,3 persen, Singapura 1,5 persen, Thailand 1,8 persen, dan Vietnam 4 persen.
Heri juga menilai aneh karena rata-rata 50 persen inflasi tersebut disumbang oleh bahan pangan. Komoditas bahan pangan yang paling dominan memberikan andil terhadap inflasi adalah daging ayam ras, beras, cabai rawit, telur ayam ras, dan daging sapi.
Seandainya harga bahan makanan stabil, inflasi hanya sekitar separuh dari tingkat sekarang, yang pada bulan Agustus mencapai 7,18 persen
"Hal itu menjadi menarik---sekaligus aneh, karena pemerintah sering gembar-gembor soal swasembada pangan. Logikanya, kalau produksi terjaga, maka mestinya harga tidak naik dan berakibat pada inflasi".
"Namun kenyataannya tidak begitu. Ini sekaligus menegaskan bahwa data produksi kita lemah dan seringkali tidak akurat," ujarnya.
Sementara itu, kata Heri, sisi distribusi dan logistik rawan distorsi dan strukturnya masih cenderung kartel yang membuat inflasi makin tinggi. Hal itu menjadi santapan pelaku komplotan jahat
"Jika inflasi terus membesar, itu berarti akan turut memberikan kontribusi kemerosotan nilai tukar rupiah yang lebih tajam ketimbang negara-negara tetangga yang lain".
"Akhirnya program kerja, kerja, kerja akan memberikan tanda tanya besar terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.