Perkuat Toleransi Antarumat Beragama Kunci Hindari Masuknya ISIS
Keyakinan itu tidak bisa dilawan dengan logika saja tetapi harus didekati dengan keyakinan yaitu ideologi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyebaran paham kekerasan terutama upaya kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berada di tingkat membahayakan.
Bangsa Indonesia wajib mempererat tali toleransi beragama serta memperkuat jajaran juru dakwah (dai) terutama da'i muda, agar penyebaran dan pemahaman nilai agama Islam yang benar makin meluas.
"Toleransi ini merupakan kunci dalam membentengi masyarakat dari propaganda paham negatif. Tidak hanya bagi masyarakat yang masih bersih, tetapi warga yang sudah tersusupi paham kekerasan atau bahkan ISIS pun bisa 'sembuh' bila dilawan dengan toleransi. Artinya dengan memahami keyakinan orang lain, kita akan lebih mudah menyadarakan mereka dengan tidak menggunakan cara-cara kekerasan," ujar Dosen Pascasarjana Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Bambang Widodo Umar dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (20/10/2015).
Menurutnya, dalam kaitan dengan ISIS, mereka lebih banyak bermain dengan keyakinan.
Keyakinan itu tidak bisa dilawan dengan logika saja tetapi harus didekati dengan keyakinan yaitu ideologi.
Fakta itulah yang membuat ia menekankan betapa pentingnya penguatan toleransi dan ideologi Indonesia yaitu ideologi Pancasila.
"Toleransi dan ideologi adalah solusi untuk menyelamatkan bangsa ini dari pengaruh paham kekerasan dan ISIS karena paham seperti itu tidak bisa dihadapi dengan cara logika saja. Kalau itu dilakukan mereka pasti menolak karena mereka tidak berpikir secara rasional. Tapi kalau dengan pendekatan toleransi dan ideologi, mereka akan lebih mudah dirangkul, terutama bagi yang sudah terkontaminasi," ujar Bambang.
Pada kesempatan itu ia mendukung dan mengimbau kepada pemerintah dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) agar lebih memperkuat kerjasama dengan berbagai lembaga terkait, dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia.
Seperti dengan Kementerian Pendidikan serta Kementerian Dalam Negeri dalam menggalakkan kehidupan yang bertoleransi.
Dengan kerjasama itu, lanjut Bambang, maka penguatan toleransi dan ideologi akan lebih terarah.
Ia juga meminta agar nilai-nilai toleransi di Indonesia harus digalakkan.
Pasalnya, kalau tidak digalakkan dan dibina secara serius dan terarah, peluang bangsa Indonesia terjangkiti paham kekerasan dan terorisme akan semakin besar.
Bambang menilai, sebenarnya apa yang terjadi di Indonesia tidak lepas dari masalah budaya dan membina kearifan yang lokal.
Ia menegaskan bahwa nilai lokal harus diserap secara dinamis sehingga penyerapannya tidak merasa kuno tetapi bagaimana nilai-nilai itu tetap, namun dengan kemasan baru.
Begitu juga dengan dalam memperkuat nilai toleransi, ideologi, juga agama.
"Cara ini pasti menarik minat anak muda. Kalau disuguhi cara-cara lama, mungkin mereka justru akan mencari lagi dari luar. Disinilah dibutuhkan orang-orang muda untuk menjadi juru syiar yang cakap dalam memberikan pemahaman dan penjelasan kepada generasi muda demi untuk membendung propaganda kekerasan dan terorisme," ujarnya.
Peningkatan kualitas para dai muda melalui dialog dan workshop telah menjadi salah satu program BNPT dalam pencegahan paham kekerasan dan terorisme.
Diharapkan dengan semakin banyaknya dai muda bisa memberikan penjelasan dan pemahaman yang benar dengan gaya anak muda kepada generasi muda yang sangat rentan dengan penyebaran paham kekerasan dan terorisme.
Salah satunya Dialog Pencegahan Paham Terorisme dan ISIS di Kalangan Dai Muda se-Banten di Pondok Pesantren Al Fattaniyyah, Serang, Banten, Selasa (19/10/2015). Kegiatan itu dihadiri kurang lebih 300 peserta.