Pemerintah Lobi Kanada, Rusia dan Australia Datangkan 15 Unit Pesawat Pembom Air
Pemerintah masih berusaha mendatangkan 10 hingga 15 unit pesawat fixed wing pembom air dari Kanada, Rusia, dan Australia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pemerintah masih berusaha mendatangkan 10 hingga 15 unit pesawat fixed wing pembom air dari Kanada, Rusia, dan Australia.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hingga kini penjajakan masih dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
"Saat ini, pemerintah masih berusaha mendatangkan 10 hingga 15 unit pesawat fixed wing pembom air dari Kanada, Rusia, dan Australia," ujar Sutopo kepada Tribunnews, Kamis (22/10/2015).
Kini tambahan kekuatan Satuan Tugas Udara, bertambah dengan datangnya dua pesawat bantuan Pemerintah Rusia, Rabu (21/10/2015).
Pesawat berjenis Beriev Be-200 sebelumnya mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
"Pesawat Be-200 merupakan pesawat amphibi yang bergabung dengan Satuan Tugas (Satgas) udara bersama dua pesawat jenis Air Tractor 80 yang telah berada di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung hari ini," jelasnya.
Pihak operator Be-200 akan siap melakukan water-bombing apabila material air dicampur dengan bahan kimia baik jenis AF31 atau pun Miracle Foam.
Pesawat berbobot kosong 27.000 kg memiliki tangki khusus di dalam pesawat untuk pencampuran air.
Disamping itu, Be-200 ini berkapasitas mencapai 12.000 liter untuk water-bombing. Pesawat Be-200 akan difokuskan pemadaman di Kabupaten OKI Sumsel yang saat ini masih terbakar hebat.
Empat pesawat fixed wing ditempatkan di Pangkalpinang untuk mengantisipasi jarak pandang di Lanud Palembang yang sering pendek yang menyebabkan tidak bisa terbang.
"Untuk itu operasi dilakukan dari Pangkalpinang. Sedangkan 7 helikopter tepat beroperasi dari Palembang," jelas Sutopo.
Praktis kedua pesawat Be-200 menggantikan Hercules C130 milik New South Wales Fire Service (Australia) dan Bombardier CL415 milik Malaysia Coast Guard yang telah menyelesaikan misi kemanusiaan pada akhir pekan lalu.
Pemerintah Australia mengakhiri bantuan armada pemadaman pada 19 Oktober dan Malaysia pada 20 Oktober lalu.
Bantuan helikopter Chinook dari Pemerintah Singapura masih berlangsung hingga saat ini.
Kepala BNPB, Willem Rampangilei, atas nama Pemerintah Indonesia dan mewakili Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama kemanusiaan dalam operasi udara pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan yang dilakukan oleh Pemerintah Australia dan Malaysia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.