Survei: Buruk, Cara Pemerintahan Jokowi Tangani Asap
Khususnya di daerah-daerah yang sudah terdampak asap cukup lama, yakni Sumatera dan Kalimantan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat menilai kebakaran hutan dan lahan yang terjadi hingga saat ini sebagai masalah paling buruk penanganannya di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama setahun pemerintahan.
Survei Populi Center menyebut sebanyak 27,1 persen dari 1.200 responden yang dipilih dengan metode acak bertingkat menyatakan masalah kebakaran hutan dan lahan paling buruk penangangannya.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan menempati posisi kedua, setelah masalah kenaikan harga-harga bahan pokok yang buruk penangannya selama setahun kepemimpinan Jokowi.
"33,8 persen masyarakat Indonesia menilai kenaikan harga bahan kebutuhan menjadi masalah yang paling buruk penanganannya diikuti penanganan kebakaran hutan dan lahan," jelas Peneliti Populi Center Nona Evita saat rilis survei nasional 'Satu Tahun Kabinet Kerja: Kinerja Sudah Terasa', di Hotel Kartika Chandra, Jakarta,Senin (26/10/2015).
Lebih lanjut, kata dia, tragedi asap akibat kebakaran hutan dan lahan juga mempengaruhi masyarakat menilai kinerja Presiden dan para menteri.
Khususnya di daerah-daerah yang sudah terdampak asap cukup lama, yakni Sumatera dan Kalimantan.
"Tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden lebih rendah dibandingkan di daerah yang belum atau tidak terkena dampak asap," jelas Nona.
Presentase responden yang menyatakan puas dan sangat puas terhadap kinerja presiden di daerah terdampak asap hanya 35,6 persen.
Sementara yang tidak puas dan sangat tidak puas sebesar 60,8 persen.
Sedangkan di daerah yang belum atau tidak terdampak asap, kata dia, responden yang puas dan sangat puas atas kinerja Presiden mencapai 45,6 persen. Yang tidak puas dan sangat tidak puas ada sebanyak 50,8 persen.
"Ini menunjukkan tingkat ketidakkepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi lebih tinggi di daerah yang terdampak asap," tandasnya.
Populi Center menyelenggarakan survei nasional dalam periode waktu 15-22 Oktober lalu di 34 provinsi Indonesia.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan 1200 responden yang dipilih dengan metode acak bertingkat. Adapun margin eror survei ini adalah 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.