Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PKS Ingin Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Kembali Diberlakukan

Alasannya biaya politik yang semakin mahal.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in PKS Ingin Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Kembali Diberlakukan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Partai Keadlian Sejahtera (PKS) Mohammad Sohibul Iman (tengah) berjabat tangan dengan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri (kiri), dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS yang juga menjabat Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-4 di Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015). Mukernas ke-4 PKS ini akan menyusun 70 program pelayanan untuk bangsa dan negara, serta untuk memanaskan mesin politik jelang digelarnya Pilkada Serentak pada Desember 2015 mendatang dengan mengundang seluruh calon kepala daerah yang diusung untuk melakukan konsolidasi. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta pemilu legislatif kembali kepada sistem proporsional tertutup.

Hal itu diputuskan dalam Mukernas ke-4 PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok.

Alasannya biaya politik yang semakin mahal.

"Tetapi dengan syarat adanya proses kaderisasi partai yang baik. Kami mengajukan proportional tertutup, lalu perbaikan kaderisasi pada UU. Karena bisa menimbulkan masalah kalau kaderisasi tidak baik," kata Presiden PKS Sohibul Iman di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Rabu (4/11/2015).

Ia mencontohkan kaderisasi yang tidak baik bila seseorang dekat dengan ketua umum meskipun bukanlah yang terbaik tetapi mendapat nomor urut teratas.

Sohibul mengatakan pemilu di Indonesia sebelum menggunakan proportional tertutup.

Pada pemilu 2009, sistem proportional terbuka dilakukan secara mendadak. "Sudah high cost tetapi belum se-high cost pemilu 2014. 2009, caleg tidak punya persiapan proportional terbuka, 2014 punya persiapan, dana jor-joran," kata Sohibul.

Berita Rekomendasi

Oleh karenanya, kata Sohibul, PKS ingin mengembalikan kembali kepada politik berbiaya rendah. Dengan proportional tertutup maka kampanye dilakukan oleh partai sehingga mengurangi biaya. Pemerintah juga dapat menghemat karena surat suara hanya bergambar lambang partai. "Juga berbicara persaingan caleg antar partai dan internal partai. Persaingannya sangat jor-joran," imbuhnya.

Sedangkan kaderisasi, Sohibul mengakui hal tersebut belum dilakukan secara baik oleh partai politik. PKS juga masih berusaha melakukan kaderisasi yang baik. sohibul juga mengakui PKS dan PDIP yang memiliki kesamaan pandangan mengenai sistem proportional tertutup. "Saat itu dua partai yang berjuang. Kami kalah. Pemilu 2014 paling buas," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas