Nono Sampono Minta TNI Memperketat Penggunaan Senjata
Pengetatan itu harus dimulai dari proses seleksi masuk tentara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penembakan yang dilakukan Serda Yoyok terhadap warga sipil bernama Marsin alias Japra harus dijadikan pelajaran bagi TNI.
Mantan Komandan Korps Marinir, Letjend TNI Mar (Purn) Nono Sampono mengatakan TNI harus lebih ketat mengatur soal penggunaan senjata.
Pengetatan itu harus dimulai dari proses seleksi masuk tentara.
Nono menyebut dalam proses seleksi orang-orang yang mentalnya tidak stabil, tidak seharuasnya diloloskan menjadi seorang anggota tentara.
Menurut Nono yang juga sempat menjabat Komandan Paspampres itu, TNI juga harus lebih ketat lagi dalam melakukan evaluasi berkala, terhadap mental para anggota yang diperbolehkan membawa senjata di luar dinas.
"Kalau itu tidak dilakukan, pasti masih akan ada penembakan lagi," ujar Nono kepada wartawan usai mengisi diskusi di restoran Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (8/11/2015).
Sejatinya seperti Serda Yoyok yang terhitung sebagai bintara, tidak diperkenankan membawa senjata api di luar dinas resmi.
Hanya perwira yang mentalnya lebih stabil yang boleh membawa senjata api.
Nono mengaku saat masih aktif berdinas di TNI, ia sempat diizinkan untuk membawa pistol diluar dinas.
Namun demikian ia tidak pernah sekalipun terlibat konflik dengan pihak lain.
"Saya juga dulu membawa senjata api, tapi saya tidak punya pengalaman itu" terangnya.