Polemik Ketua DPR "Trump, Arloji Mewah, Mobil Jaguar dan Freeport"
Dalam beberapa pekan terakhir ini nama Setya Novanto mencuat ke publik. Ketua DPR dari Partai Golkar ini dirundung banyak skandal politik.
Penulis: Hasanudin Aco
Biasanya, Novanto menggunakan mobil dinas Lexus dengan plat nomor RI 6.
Namun kemarin, dia menggunakan mobil Jaguar seri XJL dengan plat nomor RI 6 yang diparkir di depan Gedung Nusantara III DPR.
Mobil Setya Novanto diapit mobil dinas Wakil Ketua DPR Toyota Crown Royal Saloon.
"Habis kecelakaan masih di bengkel," kata Setya menjelaskan alasannya menggunakan Jaguar hari itu.
Sepekan berselang, Novanto kembali bikin gempar. Apalagi kalau bukan karena dugaan dirinya dilaporkan mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla untuk mendapatkan jatah saham di Freeport, perusahaan tambang berkelas dunia yang ada di Papua.
Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan dugaan keterlibatan Novanto ke MKD DPR.
Sudirman Said membenarkan bahwa politisi yang dilaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) hari ini adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto.
Hal tersebut diungkapkan Sudirman kepada Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif yang tayang di Metro TV, Senin (16/11/2015) petang seperti dikutip Kompas.com.
Saat itu, Najwa menunjukkan sebuah foto surat laporan Sudirman dan menunjukkan adanya nama Setya Novanto sebagai pihak terlapor.
"Di situ, ada kop surat kementerian, ada paraf saya. Saya kira, ya ini laporan yang saya bikin," ujar dia membenarkan.
"Di sini disebutkan laporan tidak terpuji saudara Setya Novanto," lanjut Najwa.
"Saya sebagai Menteri ESDM, hal-hal sebagai berikut melaporkan, ya itu isi laporan saya kepada MKD," kata dia.
Sementara itu, Ketua DPR Setya Novanto tetap membantah tuduhan dirinya mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke PT Freeport Indonesia.
"Presiden dan Wapres adalah simbol negara yang harus dihormati dan dilindungi. Apalagi Presiden khusus dengan Freeport sangat perhatian. Khususnya bagi hasil, CSR, untuk kepentingan rakyat dan rakyat Papua. Kita tidak akan membawa nama-nama yang bersangkutan," kata Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.