Politisi PKS Tanggapi Ancaman ISIS Serang Komunitas One Day One Juz
Hidayat menilai ada ancaman atau tidak adalah kewajiban negara untuk melindungi seluruh warga Indonesia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menilai ancaman serangan ISIS ke komunitas One Day One Juz (ODOJ) bukti komunitas ini bukan radikalis dan teroris.
"Seandainya benar ada ancaman seperti ini, bukti bahwa komunitas ODOJ yang aktifitasnya mengkoordinasikan baca Alquran, bukan radikalis atau teroris," tegas Hidayat Nur Wahid kepada Tribunnews.com, Senin (23/11/2015).
Karenanya, Hidayat menilai ada ancaman atau tidak adalah kewajiban negara untuk melindungi seluruh warga Indonesia.
"Karenanya, aparat negara jangan lalai," demikian dia mengingatkan agar aparat keamanan tidak menilai sebelah mata informasi apapun yang mengancam keamanan negara dan warganya.
Sebelumnya diberitakan, kelompok peretas (hacker) anonim memasukkan nama komunitas One Day One Juz (ODOJ) dalam target serangan ISIS.
Komunitas ODOJ bersama Komunitas Al-Jihad yang sama-sama berada di daerah Karawang Indonesia termasuk dalam rencana ISIS untuk melakukan serangkaian serangan di Paris, Amerika Serikat, Indonesia, Italia dan Lebanon.
Lalu apa atau siapa komunitas ODOJ? Dan mengapa menjadi target serangan ISIS di Indonesia?
Dalam sejarahnya, dikutip dari lamannya onedayonejuz.org, komunitas ini lahir dari sebuah ide program pada tahun 2007.
Ya, ide program “One Day One Juz” alias satu hari satu juz Al Quran. Karena, sebenarnya banyak pribadi muslim sejak dulu sudah menargetkan tilawah satu juz sehari.
Pada awalnya, gerakan One Day One Juz digerakkan oleh Bhayu Subrata dan Pratama Widodo atas kesadaran dan kepedulian mereka pribadi.
Perkenalan program One Day One Juz disebarluaskan dan dipublikasikan menggunakan fasilitas short message service (sms) dengan cara Bhayu mengirimkan SMS broadcast berupa nasihat tentang Quran untuk mengaji satu hari satu juz dan membuat buletin untuk disebarkan.
Bhayu juga membuat buku saku yang berisi kumpulan doa-doa harian.
Pada halaman awalnya diselipkan ajakan untuk setiap hari tilawah satu juz. Buku saku tersebut dibagikan sebagai souvenir pada pernikahan Bhayu.
Sedangkan Widodo, partner Bhayu, dari tahun 2007 hingga 2009, membangun fanspage One Day One Juz di facebook. Harapannya, program One Day One Juz tidak hanya berhenti di buku saku saja.
Tapi, bisa mengjangkau seluruh pelosok Indonesia dan seisi dunia.