Ansyad Mbai: Jangan Pandang Teroris Santoso Sebelah Mata
Santoso, gembong teroris, mengancam akan meledakkan Mapolda Metro Jaya.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Santoso, gembong teroris, mengancam akan meledakkan Mapolda Metro Jaya.
Pengamat Intelijen, Ansyad Mbai, meminta aparat kepolisian tidak memandang sebelah mata ancaman itu.
Dia menilai teroris yang sudah lama bersarang di Poso, itu berbahaya.
Sebab, kelompok yang dikendalikan pria itu terintegrasi dengan jaringan teroris lainnya, seperti The Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Teroris (Poso,-red) ada kaitan seperti Suriah dan Irak. Mereka memiliki kekuatan yang sama. Teroris di sana berakaitan dengan teroris di Irak," tutur mantan kepala Badan Nasional Penagulangan Terorisme (BNPT) itu kepada wartawan, Sabtu (28/11/2015).
Atas berbagai ancaman yang terjadi di Indonesia, Mbai mengharapakan bangsa Indonesia yang meliputi penanganan terorisme bisa mengatasi permasalahan tersebut.
Secara khusus, dia meminta, kepada pihak berwajib supaya mengawasi 145 Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah pergi ke Suriah, lalu, saat ini, telah pulang ke tanah air.
"Mereka berhubungan. Soal ancaman itu main-main terserah diterjemahkan sendiri, kalau saya yang bilang ada ancaman nanti saya yang dibilang terroris," katanya.
Sebelumnya, Mapolda Metro Jaya mendapatkan ancaman akan dihancurkan. Pesan bermakna ancaman itu disampaikan oleh gembong terorisme, Santoso.
Sebuah video berisi rekaman suara yang disebut sebagai pimpinan Jamaah Indonesia Timur, Santoso alias Abu Warda, beredar di media sosial Facebook.
Pada gambar diam yang diunggah akun bernama Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo itu tercantum tulisan 'Seruan Sang Komandan, Abu Wardah Asy-Syarqi'.
Pada video itu terlihat kibaran bendera ISIS di bagian kiri gambar, dan sosok seorang pria yang diduga komandan kelompok Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah.
Dalam rekaman suara berdurasi 9 menit 35 detik itu, dilontarkan ancaman kepada pemerintah dan Polda Metro Jaya.