JK: Indonesia Kurang Insinyur
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut Indonesia kekurangan insinyur.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut Indonesia kekurangan insinyur.
Dibandingkan jumlah penduduknya, saat ini permbandingannya adalah 1: 10.000.
Dengan angka tersebut berarti satu orang insinyur untuk setiap 10 ribu warga negara Indonesia.
Jusuf Kalla, mengatakan angka tersebut jauh lebih sedikit bila dibandingkan Malaysia dengan perbandinganh 1: 3000.
Apalagi dibandingkan dengan Singapura yang perbandingannya 1: 1000.
"Kita butuh insinyur banyak," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya pada acara Pra Kongres XX Persatuan Insinyur Indonesia, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Jumat (11/12/2015)
Ironisnya, saat ini 45 persen insinyur di Indonesia tidak bekerja di bidangnya masing-masing, karena tidak cukup lapangan pekerjaan sebagai insinyur.
Mereka bekerja diberbagai bidang, mulai dari perbankan, politik hingga jurnalistik.
"Insinyur itu penting. Tiga dari tujuh presiden Indonesia itu insinyur. Pak Karno, pak Habibie dan pak Jokowi, walaupun dia sering lupa kalau dia insinyur," ujarnya.
Pemerintah tengah mendorong lebih banyak pekerjaan untuk para insinyur.
Saat ini pemerintah tengah menggalakan program pembangunan infrastruktur dan membutuhkan banyak tenaga insinyur.
Selain itu insinyur juga harus terus meningkatkan kemampuannya, terus belajar agar daya saingnya terus meningkat.
Negara membutuhkan itu, mengingat bukan depan Indonesia sudah masuk masa Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Insinyur juga jangan mengeluh. Jangan mengeluh kalau macet, pisi