Ini Nama-nama Pimpinan KPK Ideal Versi Pemuda Muhammadiyah
Nama-nama tersebut sudah melalui proses tracking, profiling serta mendapatkan masukan dari pegiat antikorupsi lainnya
Penulis: Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah telah merilis nama-nama yang dirasa paling ideal bagi lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode mendatang.
Nama-nama tersebut sudah melalui proses tracking, profiling serta mendapatkan masukan dari pegiat antikorupsi lainnya.
Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan bahwa sudah terdapat lima nama yang dirasa paling baik dari segala segi yang dibutuhkan KPK.
Pertama, nama Agus Raharjo seorang mantan kepala LKPP. Dahnil menilai, Agus memiliki komitmen untuk membangun komunikasi dan komitmen mengenai operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
"Dia mempunyai pandangan bahwa pengembalian aset hasil korupsi harus diselesaikan dengan uang korupsi dan akan mendorong renumerasi pegawai negeri," ujarnya di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).
Kedua, nama Johan Budi seorang plt pimpinan KPK yang telah dinilai baik oleh Muhammadiyah karena telah dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk menjadi pelaksana tugas KPK dan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai mengenai Tupoksi KPK.
Ketiga, Pemuda Muhammadiyah menilai Laode Muhammad Syarif yang juga menjadi pegiat antikorupsi, cocok menjadi salah satu pimpinan KPK untuk periode mendatang.
"Beliau punya integritas yang baik dan tidak perna bermasalah dalam rekam jejaknya. Dia juga mempunyai pengetahuan yang baik karena pengalaman akademisnya," lanjut Dahnil.
Keempat, terdapat nama Busyro Muqqodas dan kelima, nama Sujanarko juga dinilai layak menjadi pimpinan KPK. Sujanarko, kata Dahnil mempunyai kontribusi yang besar dalam pemberantasan korupsi karena telah membangun jaringan luas antar negara dan akan menjadikan KPK sebagai lembaga yang dikenal luas oleh dunia internasional.
"Komitmennya ingin melakukan terobosan di KPK, merupakan hal yang konkret yang akan dilakukan oleg beliau, karena memang mengoptimalisasi fungsi koordinasi dan supervisi lembaga antirasuah tersebut sangat dibutuhkan," kata Dahnil.