Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Analisis Hary Tanoe Soal Kesenjangan Ekonomi di Indonesia

1 persen warga Indonesia menguasai ekonomi 50 persen negara ini, 80 persen deposito seluruh perbankan di Indonesia dikuasai hanya kurang dari 0,1%

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Analisis Hary Tanoe Soal Kesenjangan Ekonomi di Indonesia
Tribun Jateng/Muh Radlis
Ketua Umum DPP Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo. (Tribun Jateng/Muh Radlis) 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia harus kembali ke tujuan awal berbangsa dan bernegara. Sesuai dengan visi para pendiri bangsa. Untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat, adil dan makmur.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberi pengarahan kepada ribuan kader Partai Perindo Jambi dalam acara Pelantikan DPC-DPC Partai Perindo Se-Jambi, Minggu (20/122015).

Hary dalam rilisnya mengatakan, merupakan tugas generasi kedua, generasi ketiga melanjutkan Indonesia untuk sampai kepada tujuan akhir, menjadikan masyarakat adil dan makmur.

“Menjadikan Indonesia negara maju itu seharusnya konteks yang harus kita kukuhkan sebagai generasi penerus bangsa Indonesia,” ungkapnya

Dalam keadilan hukum, kata HT, banyak terdapat kemunduran. Hukum di Indonesia banyak menjadi komoditas dalam artian transaksional.

Dalam keadilan sosial 70 % daripada masyarakat Indonesia pada tataran kurang mapan dan miskin.

“1 persen warga Indonesia menguasai ekonomi 50 persen negara ini, 80 persen deposito seluruh perbankan di Indonesia dikuasai hanya kurang dari 0,1 persen penduduk. Jadi betapa terkonsentrasinya kekayaan Indonesia itu hanya kepada sebagian kelompok masyarakat, artinya kesenjangan sosial di indonesia itu makin lama makin lebar,” kata HT.

BERITA TERKAIT

Selain itu keadilan sosial dalam hal pendidikan. Sekitar 49 persen penduduk Indonesia masih SD ke bawah. SMP, SMA di Indonesia itu sekitar 42 persen. S1 hanya 9 persen.

“Ini yang menjelaskan kenapa Indonesia secara produktivitas di dunia internasional ketinggalan,” jelasnya. Indonesia memiliki penduduk mayoritas muda yang memiliki stamina yang bagus namun masih kekurangan dalam hal pendidikan.

Bicara kesejahteraan, selama ini yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih cenderung pada menengah atas. Sementara menengah bawah semakin tertinggal. Hal tersebut disebabkan belum ada kebijakan yang menyentuh masyarakat bawah secara konkrit.

“Makmur artinya masyarakatnya sejahtera, bukan sebagian sejahtera, tetapi seluruh rakyatnya sejahtera. Konsep ini yang melatar belakangi perjuangan dari Partai Perindo itu Untuk Indonesia Sejahtera karena itulah yg dituju,” kata HT.

Kunci Kesejahteraan, lanjutnya bagaimana masyarakat yang belum mapan dan miskin itu bisa tumbuh lebih cepat dari yang menengah atas.

Sehingga jumlah masyarakat menengah keatas akan meningkat karena yang belum mapan dan yang miskin akan naik kelas.

Kalau itu bisa terjadi, di situ akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat terus.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas