Masinton Pasaribu: Umat Nasrani Tak Perlu Takut Jalankan Ibadah Natal
Masinton Pasaribu menilai umat nasrani tidak perlu takut menjalankan ibadah Natal
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu menilai umat Nasrani tidak perlu takut menjalankan ibadah Natal di tengah isu akan adanya serangan teroris.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun hari ini, Rabu (22/12/2015), kata Politikus PDI-Perjuangan ini, menjamin keamanan umat Nasrani dalam merayakan Natal pada 25 Desember 2015.
Jaminan itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan pengurus Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) serta Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI).
Ditambah lagi, dalam kunjungan kerja Komisi III DPR, Selasa (21/12/2015) ke Mapolda Metro Jaya, Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Tito Karnavian juga menjanjikan akan memberikan keamanan saat perayaan Natal.
"Kapolda kemarin jamin pengamanan maksimal akan diberikan personilnya di rumah-rumah ibadah dan tempat-tempat keramaian saat Natal nanti," ujar Masinton kepada Tribun, Rabu (22/12/2015).
Namun demikian, Masinton tetap meminta kepada Personil kepolisan tidak lengah, tetap waspada dan memaksimalkan pengamanan.
Menggandeng TNI dan kelompok masyarakat untuk turut membantu pengamanan dinilai Masinton perlu dilakukan Polri.
"Kita tetap mita Kepolisian lebih memaksimalkan pengamanan. Untuk menciptakan rasa aman, Polri juga perlu gandeng kelompok masyarakat dan TNI untuk bersama-sama menjaga keamanan saat Natal," sarannya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menjamin keamanan umat Nasrani dalam merayakan Natal pada 25 Desember 2015.
"Pemerintah sudah mewaspadai adanya hal-hal yang tidak diharapkan," ujar Ketua PGI Pendeta Bambang Wijaya setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Negara, Selasa (22/12/2015).
Menurut dia, jika sampai terjadi gangguan keamanan, citra Indonesia sebagai bangsa yang penuh toleransi bisa rusak.
"Natal dan tahun baru kali ini pasti akan berjalan dengan sebaik-baiknya."
Dalam pertemuan itu, Jokowi berpesan agar seluruh masyarakat Indonesia saling menghargai dalam perbedaan. Hal ini sesuai dengan revolusi mental yang digagas Jokowi.
"Menurut kami, itu harus dimulai pada diri sendiri, bagaimana melihat orang lain bukan sebagai orang lain, tapi sebagai sesama ciptaan Tuhan."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.