Bawahan RJ Lino: Penunjukan Langsung Proyek QCC karena Lelang Tak Laku
Mantan Direktur Operasi dan Teknik PT Pelindo II, Ferialdy Noerlan membeberkan ke penyidik KPK tentang kronologi proses pengadaan tiga unit QCC
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Direktur Operasi dan Teknik PT Pelindo II, Ferialdy Noerlan membeberkan ke penyidik KPK tentang kronologi proses pengadaan tiga unit Quayside Container Crane (QCC) pada 2010, proyek yang membuat atasannya, RJ Lino selaku Dirut, ditetapkan sebagai tersangka.
Menurutnya, PT Pelindo II di bawah RJ Lino pada saat itu terpaksa melakukan penunjukan langsung dengan memilih perusahaan asal China, Dong Heavy Machinery (HDHM) untuk pengadaan tiga unit QCC setelah 10 proses lelang tidak dimintai perusahaan peserta lelang lainnya.
"Yah nggak jadi-jadi karena (lelang) nggak laku," kata Ferialdy di kantor KPK, Jakarta, Senin (4/1/2016) malam.
Hal itu dikatakan Ferialdy seusai diperiksa penyidik KPK sebagai saksi kasus pengadaan tiga unit QCC PT Pelindo II Tahun 2010, untuk Tersangka mantan Dirut PT Pelindo, RJ Lino.
Menurut Ferialdy, proses pengadaan tiga unit QCC tersebut tidak serta-merta melakukan penunjukan langsung mengingat sebelumnya ada beberapa kali proses lelang yang gagal.
Selain itu, ada perubahan QCC yang akan diadakan, yakni dari spek dengan daya angkat kontainer tunggal atau single lift twin lift menjadi twin lift dengan daya angkat gandal sebesar 61 ton.
"Sebenarnya bukan penunjukan langsung. Tapi, hanya perubahan spek dari single menjadi twin lift yang dbilang penunjukan langsung itu," kata dia.
Ferialdy mengakui, saat itu ada tiga perusahaan asal China yang mendapatkan kesempatan untuk ditunjuk langsung oleh PT Pelindo II. Yakni, Zhenhua Heavy Industry Co Ltd (ZPMC), Wuxi Hua Dong Heavy Machinery (HDHM), dan Doosan Heavy Industries and Construction Co Ltd.
Menurutnya, tawaran HDHM dinilai paling menarik karena selain mengajukan QCC single lift, perusahaan itu juga menawarkan twin lift dengan daya angkat 50 ton. Tawaran QCC twin lift ini menjadi negosiasi berikutnya.
PT Pelindo minta perusahaan asal Tiongkok itu meningkatkan daya angkat menjadi 60 ton dan disanggupi oleh HDHM.
"(HDHM) kan saat itu sudah masuk dalam (lelang). Ditunjuk karena dia yang penawaran terendah," kata Ferialdy.
Diketahui, ketiga unit QCC hasil pembelian PT Pelindo II dari HDHM dikirimkan untuk pengangkatan atau bongkar muat kontainer di Pelabuhan Pontianak, Kalimanta Barat; Pelabuhan Panjang, Lampung dan Pelabuhan Palembang, Sumatera Selatan.
Namun, hasil audit justru menyatakan dua pelabuhan sebagai tempat pengoperasian dua unit QCC tersebut, Pelabuhan Pontianak dan Palembang, justru tidak memerlukan derek dengan daya angkat terlalu besar karena kedua pelabuhan berada di sungai.