Polri Minta Maaf, Klaim Sudah Lakukan Usaha Maksimal
Tidak hanya itu, IPW juga sempat mengeluarkan rilis mengingatkan adanya ancaman dari jaringan ISIS pada para perwira tinggi di Polri.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Polri mengatakan ancaman soal Indonesia akan menjadi "lokasi konser" atau aksi bom bunuh diri di tempat massal sudah pernah diperingatkan sejak dua bulan lalu melalui warning dari pihak luar, berkaitan dengan tragedi teror.
Tidak hanya itu, IPW juga sempat mengeluarkan rilis mengingatkan adanya ancaman dari jaringan ISIS pada para perwira tinggi di Polri.
Selain itu, beredar pula ancaman dari gembong teroris Santoso melalui media sosial soal akan meletakkan Polda Metro serta mengancam para petinggi Polri.
Atas berbagai peristiwa teror dan ancaman itu, Polri langsung meningkatkan kewaspadaan dan menetapkan siaga satu hingga pengamanan Natal dan Tahun Baru 2016.
Sejak saat itu pengamanan di Bandara, Kedubes, obyek vital, tempat keramaian hingga kantor-kantor polisi sekelas Mabes Polri, Polda hingga Polres diperketat.
Bahkan, keamanan melekat juga terlihat ke beberapa perwira tinggi Polri yang menjadi target operasi para kelompok teror seperti Kapolri, Wakapolri, hingga Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian.
Hingga akhir pergantian tahun, seluruh rangkaian pengamanan dalam kondisi aman terkendali. Malahan para teroris ini beraksi usai Natal dan tahun baru, lalu apakah ini bentuk kecolongan dari Polri ?
"Yah silahkan masyarakat yang menilai, kami sudah berusaha maksimal. Yang penting polisi sudah maksimal. Malahan saat sebelum Natal dan tahun baru kami lakukan serangkaian penangkapan, ada juga yang protes kenapa ditangkap? Sekarang kalau sudah beraksi gini bagaimana? Kami Polisi selalu disalahkan, bagi kami tidak papa," beber Anton, Kamis (14/1/2016) di Mabes Polri.
Anton melanjutkan pihak Polri sudah maksimal dalam memberikan perlindungan, apabila dirasa kurang maksimal dalam memberikan pengamanan, Anton mengaku minta maaf.
"Kalau dirasa kurang maksimal, kami mohon maaf. Kami sudah bekerja keras menekan gerakan mereka. Polisi memang tidak sempurna, hanya manusia biasa," tuturnya.
Anton menambahkan dalam situasi seperti ini, tidak tepat apabila ada pihak yang saling menyalahkan, pasalnya ini merupakan musibah nasional.
"Polisi ini sudah 200 kali lebih menerima ancaman teror. Sebelum Natal dan Tahun Baru ada belasan yang sudah kami tangkap. Yang tahu mereka mau meletakkan dimana, kan mereka sendiri," tuturnya.