Mabes Polri: Tidak Gampang Menangkap Bahrun Naim
Nama Bahrun Naim belakangan ramai dibicarakan.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Bahrun Naim belakangan ramai dibicarakan.
Hal ini lantaran warga Solo Jawa Tengah ini diduga ada di balik peristiwa teror Thamrin, Kamis (14/1/2016) lalu.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti tidak memungkiri, peran Bahrun adalah sebagai orang yang memerintah dan mendanai aksi teror tersebut.
Hingga akhirnya, warning "konser" yang pernah diingatkan jaringan ISIS di Suriah pada dua bulan lalu, dimana mereka akan konser di Indonesia dan Indonesia akan menjadi berita dunia benar terlaksana.
Istilah "konser" bagi terduga teroris ini maksudnya meledakkan diri atau bom bunuh diri dengan sasaran di lokasi keramaian sehingga banyak korban yang berjatuhan.
Menurut Informasi dari data Polri, Bahrun sempat dihukum karena terlibat aksi teror ketika kedatangan Presiden AS, Obama ke Indonesia pada 2010 silam.
Lalu Bahrun juga telah menyatakan diri bergabung atau pro ISIS. Kemudian Bahrun pun hijrah dari Solo ke Suriah.
Diduga Bahrun ikut membawa lagi seorang perempuan bernama Siti ke Suriah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh jaringan di dalam dan luar negeri untuk bisa menangkap BN (Bahrun Naim). Tapi kan tidak gampang, Rusia saja menyerang ISIS tidak gampang. Di sana (Suriah) medannya berat, daerah perang," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan, Minggu (17/1/2016) di Mabes Polri.
Diutarakan Anton, meski berada di Suriah ternyata Bahrun intens menjalin komunikasi dengan banyak pihak.
Pasalnya Bahrun adalah ahli IT yang biasa berkomunikasi melalui banyak media sosial.
Disinggung soal bagaimana proses komunikasi dan pengiriman dana dari Bahrun ke Indonesia, jenderal bintang dua itu menjawab pola-pola itu masih didalami.
"Masih didalami, tapi kalau pengiriman dana ada yang secara langsung, ada yang bertahap lewat orang-orang," tambahnya.