Mabes Polri Telusuri Aliran Dana dari Indonesia ke Pemasok Senjata di Filipina
"Akan kami tindaklanjuti, masih perlu diselidiki dan perlu klarifikasi," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri akan menelusuri lebih lanjut pernyataan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf yang mengungkapkan temuan adanya aliran dana dari Indonesia ke Filipina.
Aliran dana yang diduga dikirim ke pemasok senjata di negara itu.
"Akan kami tindaklanjuti, masih perlu diselidiki dan perlu klarifikasi," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charliyan, Senin (18/1/2016) di Mabes Polri Jakarta.
Anton melanjutkan hasil temuan dari PPATK juga perlu pengkajian lebih dalam serta dikros check kebenarannya.
Anton pun menghargai adanya temuan tersebut yang tentunya sangat berguna bagi Polri.
"Masukan itu sangat berharga, dan pasti kami tindaklanjuti," tambahnya.
Untuk diketahui, M Yusuf juga mengaku soal temuan itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Densus 88 Mabes Polri.
"Ada juga uang dikirim pada H inisialnya, orang ini setelah kami konsultasikan ke Densus, dia mengirim pada pemasok senjata di Filipina," ujar M Yusuf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Namun, M Yusuf tidak menjelaskan secara rinci mengenai nominal uang yang dikirim ke Filipina tersebut. Ia hanya menjelaskan jumlahnya mencapai puluhan juta.
"Kalau pada inisial H itu puluhan juta juga, konteksnya untuk beli senjata, cuma yang sulit itu mereka kan sempat pake cash jadi tidak sempat transfer nah ini susah dilacak," kata M Yusuf.
M Yusuf menambahkan dana yang diterima oleh orang berinisial H tersebut didapat dari transfer yang dikirim seseorang, atas hasil transfer yang diterima dari negara tetangga bagian selatan.
"Aliran dana dari Luar Negeri, seseorang oknum dari negeri tetangga dari daerah selatan, dia bawa duit ke rekening dia di Indonesia, transfer kepada istrinya juga. Diantara uang itu, ada yang dikirim ke yayasan, nah konteks yayasan itu tidak clear, apakah sedekah atau bantuan. Dari yayasan dikirim kepada oknum yang berangkat ke daerah konflik. Kedua, ada juga uang dikirim pada H inisialnya," ucap M Yusuf.