Polisi akan Buktikan Rekaman Suara Bahrun Naim Soal Bantahan Keterlibatan Teror Thamrin
Atas beredarnya rekaman itu, Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Suharsono mengaku akan membuktikan kebenaran suara tersebut
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Polri mengaku sudah mengetahui soal adanya bantahan dari Bahrum Naim yang disebut sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam aksi teror di Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1/2016) lalu.
Bantahan tersebut beredar di situs berbagi audio SoundCloud. Durasi rekaman itu hanya 6 detik. Judulnya "Bantahan Bahrun Naim".
"Lha, wong saya itu jarang online, dikira komunikasi, komunikasi dari Hong Kong apa?" demikian isi rekaman suara itu.
Klik -->https://soundcloud.com/rappler/bahrun-naim-bantah-jadi-dalang-teror-bom-sarinah.
Lalu bagaimana tanggapan Polri atas hal ini? Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menegaskan Bahrun Naim ikut memerintahkan dan menyalurkan dana.
Atas beredarnya rekaman itu, Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Suharsono mengaku akan membuktikan kebenaran suara tersebut.
"Kami akan buktikan soal keaslian rekaman itu. Tunggu teman-teman penyidik mengungkap semua ini. Kita semua tidak perlu berandai-andai, beri kesempatan maksimal ke penyidik," beber Suharsono, Senin (18/1/2016) di Mabes Polri.
Untuk diketahui Bahrun Naim dilaporkan hilang sejak 2015 ini diyakini bergabung denganISIS dan bersembunyi di ibu kota Raqqa, Suriah.
"Naim pernah ditangkap tahun 2010, kemudian tahun 2014, ditahan karena kasus peluru, setelah itu dia berangkat ke Suriah dan gabung di Raqqa," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/1/2015) lalu.
Saat itu, Bahrun ditangkap polisi karena disinyalir terkait dengan kelompok teror di Indonesia.
Namun bukti yang didapatkan membuatnya lepas dari jeratan tindak pidana terorisme dan dihukum karena kepemilikan senjata ilegal.
Majelis hakim ketika itu menjatuhkan vonis 2,5 tahun penjara terhadap Bahrun.
Namun, beberapa tahun berikutnya dia dilaporkan membawa seorang mahasiswi ke Suriah dan bergabung dengan ISIS di kota Raqqa.
Menurut Tito, aksi teror yang terjadi di Jakarta saat ini terjadi karena Bahrun ingin mencari muka di depan pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Bagdadi.
Bahrun diyakininya sangat berambisi untuk menjadi Pimpinan ISIS di Asia Tenggara.