Freddy Budiman, Gembong Narkoba, Bilik Asmara, Hingga Rajin Ibadah
"Makanya dia mau nyari bekal buat akhirat nanti, sekarang dia pasrah mau ditembak kapan juga,"
Penulis: Adi Suhendi
Kemudian, pada 3 Agustus 2013, dipindahkan kembali ke gudang Gedung Balai Latihan Kerja LP Cipinang.
Kemudian Kementerian Hukum dan HAM bersama Bareskrim Polri melakukan sidak di Lapas Narkotika Cipinang pada 6 Agustus 2013.
Alhasil, sebuah pabrik pembuatan narkoba di dalam Lapas tersebut ditemukan.
Selain menemukan alat pembuat sabu, dalam sidak juga ditemukan stoples yang diduga berisi red fosfor, alat cetak, jeriken berisi cairan berwarna putih, buku tabungan, ATM, HP, SIM card, charger, headset, dan beberapa paket sabu.
Freddy Budiman pun dibawa kembali ke Jakarta untuk kasus pabrik sabu di Lapas Cipinang.
Saat itu terungkap bahwa bahan dasar pembuat sabu seperti ephedrine dan alat-alatnya dimasukan Freddy saat menghuni Lapas Cipinang.
Pukul Wartawan
Saat itu Freddy pun menyaksikan pemusnahan barang bukti kasus pabrik sabu di LP Cipinang yang melibatkannya, Jumat (30/8/2013) di Gedung Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri,Jakarta Timur.
Freddy yang mengenakan kaos putih saat itu sempat berusaha menyembunyikan wajahnya dari sorotan kamera wartawan yang meliput.
Usai pemusnahan, saat dirinya hendak dibawa petugas untuk kembali ke sel tahanan, dengan tangan terborgol Freedy langsung menghampiri Imam (28) wartawan Sindo TV, dan langsung memukulinya.
Meskipun sudah terbongkar bisnis haramnya berkali-kali, tetapi jaringan narkobanya di Lapas tetap berjalan.
Pabrik Narkoba
Tahun 2014, Polres Jakarta Timur membekuk kaki tangan Freddy saat akan memasukan narkoba ke dalam Lapas.
Pada tanggal 7 April 2015, Direktorat Narkoba Bareskrim Polri mengungkap jaringan narkotika internasional Belanda-Pakistan-Indonesia yang kembali melibatkan Freddy Budiman.