NasDem Gandeng Petani untuk Menangkan Pileg dan Pilpres 2019
Rakernas Petani Nasdem I ini akan berlangsung selama dua hari, 29-30 Januari 2016
Penulis: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP Petani NasDem menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang pertama di Gedung DPP Partai NasDem di Jalan Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (29/1/2016).
Rakernas sayap partai ini merupakan ajang konsolidasi para anggota petani dibawah pembinaan Partai Nasdem.
Rakernas Petani Nasdem I ini akan berlangsung selama dua hari, 29-30 Januari 2016.
DPP Petani Nasdem diharapkan mampu mengkonsolidasikan dan mengorganisir petani-petani di basis pertanian di Indonesia.
Berbagai isu terkait agraria akan dibahas dalam Rakernas I Petani Nasdem, antara lain tentang kepemilikan tanah petani yang sangat kecil jumlahnya, dan proses produksi dan hasil-hasil pertanian serta penggunaan teknologi untuk industri pangan yang harus dikembangkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP NasDem Nining Indra Saleh yang membuka Rakernas I Petani Nasdem berharap agar Rakernas ini bisa merumuskan permasalahan utama petani di Indonesia, seperti persoalan kepemilikan tanah, serta perkembangan industri pertanian.
Disamping itu, Nining juga menyisipkan tujuan utama dalam Rakernas ini untuk persiapan dalam proses Pemilihan kepala daerah 2017 serta pemilihan legislatif dan presiden di 2019.
Nining berharap para petani yang tergabung dalam Petani Nasdem memiliki cita-cita bersama untuk memenangkan pemilu 2019.
"Restorasi yang kita cita-citakan tidak akan tercapat tanpa gerakan yang masif dan terkonsolir. Petani Nasdem menjadi ujung tombak partai," kata Nining.
Nining menuturkan, pada pemilu 2014 Nasdem dianggap pemain baru di kancah perpolitikan nasional namun hasil Pileg 2014 telah membuktikan Nasdem bisa menjadi ancaman bagi partai-partai lain.
Apalagi, lanjut Nining dalam Pilkada serentak 2015, Nasdem berhasil menempatkan kadernya menjadi pemimpin di 68 daerah.
Oleh karena itu anggota Petani Nasdem harus benar-benar dipersiapkan dan terkonsolidasi.
"Kalau saja 50 persen kepala daerah di Indonesia berasal dari Nasdem, tentu langkah memenangkan pemilu akan bisa lebih ringan," tuturnya.