Gerakan Radikal Jangan Dibesar-besarkan, Kata Jimly
"Cara kita tidak usah terlalu gegap gempita, ini tidak harus dibesar-besarkan," ujar Jimly.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak zaman jahiliyah, kelompok radikal sudah ada untuk merusak ketentraman umat.
Ketua Umum Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, menyebut sepanjang sejarah Islam, kelompok radikal tidak pernah menjadi kelompok utama.
Jimly mengatakan di era moderen ini, seharusnya kelompok radikal tidak ditanggapi dengan berlebihan.
Pasalnya, reaksi yang berlebihan itu justru akan menjadi kekuatan bagi kelompok radikal tersebut.
"Cara kita tidak usah terlalu gegap gempita, ini tidak harus dibesar-besarkan," ujar Jimly kepada wartawan, di sela-sela pelantikan pengurus ICMI, di Menara 165, Jakarta Selatan, Rabu (10/2/2016).
Para pengikut kelompok radikal harus ditangani dengan cara diluruskan pemahamannya akan agama.
Pemerintah menurut Jimly harus hadir untuk merealisasikan hal tersebut.
Namun pemerintah juga tidak boleh lemah bagi siapapun yang terbukti melanggar hukum, pemerintah harus menindaknya dengan tegas.
"Kalau ada Warga Negara Indonesia ikut perang di negara lain, tindak saja, ambil paspornya, bawa ke pengadilan," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.