Spesifikasi Pesawat Super Tucano yang Jatuh di Malang
Super Tucano atau Embraer EMB-314 merupakan sebuah pesawat latih bermesin turboprop sayap rendah buatan Brasil.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pesawat latih jatuh di Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa Timur, pada Rabu (10/2/2016).
Berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews, pesawat yang jatuh adalah pesawat milik TNI-AU model Super Tucano dengan nomor ekor TT-3108.
Super Tucano atau Embraer EMB-314 merupakan sebuah pesawat latih bermesin turboprop sayap rendah buatan Brasil.
Pesawat yang juga difungsikan sebagai pesawat tempur jenis ringan itu merupakan pengembangan dari model sebelumnya, yaitu EMB-312 Tucano.
Selain itu, pesawat tersebut juga digunakan untuk penerbangan jarak dekat dan latihan terbang pilot.
Super Tucano sudah digunakan di beberapa negara termasuk Brasil sebagai pemilik terbanyak, Indonesia, Kolombia, Ekuador, Cile, Afghanista, AS, dan lainnya.
Pesawat tersebut umumnya berukuran panjang 11,42 meter, lebar sayap 11,14 meter, dan tinggi 3,9 meter, serta memiliki berat kosong mencapai tiga ton.
Dapat mengangkut dua orang, yaitu satu pilot dan satu navigator.
Pesawat tersebut bisa melesat mencapai kecepatan maksimum hingga 590 kilometer per jam.
Sebagai sebuah pesawat tempur, Super Tucano memiliki sepasang senapan mesin yang masing-masing berada di sayap kiri dan kanan.
Terdapat semacam cantelan sebanyak lima buah di bagian pesawat, yaitu pada kedua bagian sayap dan di badan pesawat.
Cantelan tersebut dirancang untuk bisa dipasangkan bom, peluncur roket, atau laser.
Selain itu, Super Tucano juga dilengkapi berbagai teknologi, seperti laser, infra-red, radio komunikasi terlindung, dan persenjataan non-paralel.
Menurut laman Defense Update, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Pasifik yang mengoperasikan Super Tucano, yang kini telah memiliki 16 unit.
Pada 2010, TNI-AU memesan delapan pesawat Super Tucano dari perusahaan pesawat Brasil, Embraer, di Sao Paulo, Brasil, yang diterima pada 2012 dan 2014.
Saat itu dikatakan pembelian Super Tucano itu adalah upaya TNI-AU untuk memodernisasi perlengkapan latih pilot, menggantikan pesawat OV-10 Broncos. (Defense Update/Embraer.com)