Dedi Ceritakan Kemaluannya Disetrum Diduga Dilakukan Novel
Di dalam mobil, Dedi mengaku dipukuli oleh oknum kepolisian.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dedi Muryadi (33), pria yang mengaku dianiaya oleh Novel Baswedan yang saat itu berprofesi sebagai Kepala Satuan Reskrim Polres Bengkulu lagi-lagi menangis ketika menceritakan kronologi kekerasan yang dialami.
"Saya mohon pak, jangan sampai ditunda di persidangan. Saya enggak bersalah. Saya masih disiksa," ujar Dedi terisak di hadapan pimpinan audiensi Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (15/2/2016).
Dedi menceritakan dirinya tiba-tiba saja diseret naik ke dalam mobil bak lalu dibawa ke Polres Bengkulu.
Di dalam mobil, Dedi mengaku dipukuli oleh oknum kepolisian.
Penyiksaan tidak sampai disitu, Dedi disuruh melepaskan semua pakaiannya kecuali celana dalam, lalu disetrum kemaluannya dengan alat penyetrum.
Padahal, Dedi tidak mengerti apa-apa dan sudah berkali-kali menegaskan dirinya tidak bersalah.
Bahkan, Dedi mengaku digiring ke tepi pantai, lalu ditembak kakinya oleh oknum.
"Tangan saya diborgol. Baju dilepas cuma pakai celana dalam. Kemaluan saya disetrum. Lalu ditembak di pantai," kata Dedi. Dedi tidak sendiri di Komisi III. Ia didampingi oleh kuasa hukumnya, Yuliswan dan tiga orang yang mengaku korban kekerasan Novel, yaitu Doni (32), Ali (33), dan Irwansyah Siregar (40).
Dalam audiensi tersebut dipimpin oleh Anggota Komisi III, Didik Mukriyanto.
Dedi juga sebelumnya juga menangis ketika menceritakan kasus kekerasan yang ia alami ketika melakukan audiensi ke Komisi Pemberantasan Korupsi tiga hari lalu.