'Nabi Isa' dari Jombang Kelanjutan Fenomena Gafatar
Ia mengakui negara menjamin kebebasan beragama.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR Hidayat Nur Wahid melihat adanya warga Jombang yang mengaku sebagai nabi isa merupakan fenomena kelanjutan Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).
"Mussadeq, Gafatar. Musadeq kan mengaku menjadi messiah. Tugas ormas dan negara untuk membimbing umat jalankan ajaran agamanya dengan baik," kata Hidayat di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Ia mengakui negara menjamin kebebasan beragama. Tetapi dibatasi dalam UUD 1945, dimana agama yang diakui di Indonesia ada enam.
"Tidak dikenal adanya nabi baru," ujarnya.
Politikus PKS itu menuturkan tugas ulama dan tokoh agama untuk membimbing umat.
Ia mengingatkan agar tidak terjadi kekerasan terkait hal itu.
Hidayat menilai bila ajaran tersebut dibiarkan dapat terjadi fenomena seperti Gafatar.
"Gafatar meresahkan karena mereka membuat negara dalam negara," kata Wakil Ketua MPR itu.
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menuturkan pihaknya sedang mencari informasi mengenai warga Jombang yang mengaku sebagai nabi isa.
"Saya sudah menginstruksikan ke Kemenag di sana untuk mendalami, mencari tahu informasi sesungguhnya seperti apa. Saya belum bisa komentar soal ini. Saya sedang menelusuri itu," ujar Lukman.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Majelis Ulama Indonesia Jombang secepatnya akan mengklarifikasi Jari bin Supardi (44) yang mengklaim mendapat wahyu dari Allah SWT.
Warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh ini belakangan bikin heboh.
Ia mengaku menerima wahyu sebagai perintah untuk menjadi tanda akhir zaman, yang diyakini sebagai turunnya nabi isa di muka bumi.
Jari mengaku bergelar Isa Habibullah alias Isa kekasih Allah. Gelar Isa Habibullah ini untuk membedakan Isa Almasih yang hidup sebelum masa Nabi Muhammad.
Sekretaris MUI Jombang, KH Junaidi Hidayat, mengatakan Jari memang mengaku menerima wahyu dan kemudian menyebarkannya.
Hal tersebut jelas kebohongan dan sesat.
Menurut dia, zaman sekarang sudah tidak ada orang yang menerima wahyu dari Allah. Karena yang terakhir kali menerima wahyu dari Allah adalah Nabi Muhammad.
"Setelah itu tidak ada wahyu dari Allah. Kalau ada yang mengaku menerima wahyu itu kebohongan besar. Apalagi dia memosisikan sebagai nabi isa," kata Junaidi, Rabu (17/2/2016).