Jokowi Isyaratkan Indonesia Masuk Kemitraan Trans Pasifik
Presiden Joko Widodo mengatakan cepat atau lambat, Indonesia akan bergabung dalam Trans Pasific Partnership (TPP) atau Kemitraan Trans Pasifik.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan cepat atau lambat, Indonesia akan bergabung dalam Trans-Pasific Partnership (TPP) atau Kemitraan Trans Pasifik.
"Tapi perlu saya sampaikan, mau tidak mau kita harus masuk," ujar Presiden Jokowi saat berpidato dalam penandatanganan nota kesepahaman terkait percepatan investasi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Presiden mengatakan kapan Indonesia akan bergabung ke dalam TPP, itu yang masih belum diketahui.
Saat ini, kata Presiden, Pemerintah tengah melakukan kalkulasi sejauh mana keuntungan maupun kerugian jika Indonesia masuk ke dalam TPP.
Begitu juga wacana masuknya Indonesia ke dalam forum ekonomi di negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa, yaitu Free Trade Agreement yang saat ini masih dikalkulasi.
"Kita sudah masuk MEA, kita dalam proses kalkulasi masuk enggak ke TPP, masih hitung-hitungan dengan free trade ageemeentnya Uni Eropa."
"Masih dalam hitung-hitunganan dalam Eco partnership. Karena kita ini sebetulnya siap tidak, kita sebetulnya punya keuntungan atau tidak. Semua harus dihitung," kata Presiden.
Untuk mempersiapkan masuknya ke forum-forum ekonomi global, Presiden mengatakan Indonesia harus berani dan bisa bersaing.
Jika tidak, maka Indonesia justru akan tertinggal dari negara-negara lain.
"Begitu kita enggak masuk blok perdagangan itu, produksi dari sini dikenakan pajak 15 persen, 20 persen. Mau apa kita? Pasti kalah bersaing," ungkapnya.
Hal tersebut dikatakan Jokowi bukan liberalisasi, tetapi sebuah keterbukaan yang tidak bisa kita cegah.
"Apa bisa kita bilang nggak mau sama MEA. Tidak bisa. Kalau kita tidak berubah ya tergilas dengan zaman yang serba cepat," ucap Presiden.