Pramono Anung Sindir Menteri Marwan: Kalau Terlambat Ya Ditinggal Saja
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyindir Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Marwan Djafar yang mengeluhkan pelayanan maskapai Garuda I
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyindir Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Marwan Jafar yang mengeluhkan pelayanan maskapai Garuda Indonesia.
Melalui akun twitternya @pramonoanung menganggap sudah tidak jaman lagi pejabat dilayani berlebihan.
Bahkan dalam cuitannya, Pramono terlihat membela Garuda Indonesia dengan menuliskan tanda tagar (#) Garudaku.
"Hari gini koq masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," tulis dalam akun twitter @pramonoanung, Kamis (25/2/2016).
Sebelumnya Marwan marah-marah di depan peserta seminar nasional "Peta Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Pedesaan," di University Club UGM, Yogyakarta, Rabu (24/2/2016) siang.
Pertama, Marwan mendapatkan penerbangan pukul 08.00 WIB menuju Yogyakarta, tetapi terlambat sampai bandara sehingga tertinggal pesawat.
Ia mengambil penerbangan pukul 10.00 WIB, namun delay dan baru diterbangkan pukul 11.30 WIB.
"Kalau kita ketinggalan dua sampai tiga menit saja sudah ditinggal, tapi kalau delay bisa dua sampai tiga jam kita tidak dapat apa-apa," ujar Marwan.
Dia mengkritisi maskapai Garuda Indonesia yang disebutnya sangat berantakan.
Apalagi sepanjang sejarah sudah lama sekali BUMN tersebut tidak mengalami untung.
"Saya 10 tahun di Komisi V tidak ada sejarah Garuda untung, merugi terus," ujar Marwan.
Ia menilai Garuda Indonesia adalah sebuah ironi karena di saat Presiden Jokowi menggenjot reformasi secara cepat, namun di sisi lain ada yang lambat seperti dialami Garuda.
Menurut Marwan, selama ini Garuda Indonesia diproteksi negara sementara maskapai lain seperti dianaktirikan.
Dia mencontoh ketika Lion Air berencana membangun bandara di Lebak Banten justru dipersulit, padahal semua sudah dipermudah tanpa harus mencari investor.
Selain itu pembangunan bandara di Lebak akan mempercepat pembangunan di daerah tersebut yang masih tertinggal.
"Ganti Direktur Garuda Indonesia. Garudanya bobrok," ujar Marwan sambil menegaskan tidak takut untuk menyuarakan kebaikan.
"Saya ini orang pesisir kalau ngomong apa adanya," ujar menteri asal Pati, Jawa Tengah tersebut.