Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemendagri Cairkan Dana APBN Tingkatkan Kualitas Pelayanan

"Dalam hal ini saya minta kepada semua Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk dapat memanfaatkan APBN ini,"

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kemendagri Cairkan Dana APBN Tingkatkan Kualitas Pelayanan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri menggelontorkan sejumlah dana berkaitan dengan pembiayaan penyelenggaraan administrasi di daerah.

Adapun dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2016.

Dikatakan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, alokasi ditujukan guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Utamanya di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

Baik yang berkaitan dengan Kartu Tanda Penduduk elektronik, maupun akte kelahiran, akte perkawinan, perceraian, kematian kartu keluarga dan pelayanan lainnya.

"Dalam hal ini saya minta kepada semua Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk dapat memanfaatkan APBN ini," kata Mendagri Tjahjo Kumolo, Jumat (4/3/2016).

BERITA REKOMENDASI

Meski digelontorkan dana, Tjahjo tetap meminta pemerintah daerah untuk bijak.

Artinya, mereka yang berwenang bisa memakai dana APBN, namun penggunaannya harus bertanggung jawab.

Dkatakan Tjahjo Hemat dan efektif menjadi kunci dalam melayani masyarakat Indonesia.

Sekedar informasi, Kemendagri saat ini tengah mendata dan mengumpulkan info pelayanan sebagai indikator terlayaninya masyarakat Indonesia.

Contohnya data soal akte kelahiran penduduk usia 0 - 18 tahun berdasarkan Data Kependudukan Semester II 2015.

Secara nasional didapat pencatatan terkait dokumen kelahiran adalah sebesar 61,62 persen.

Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah terdata memiliki prosentase tertinggi pencatatan akte kelahiran, yakni sebesar 93,66 persen.

Sedangkan yang terendah yakni Kabupaten Deiyai di Papua yakni sebesar 0,03 persen.

Fakta ini dikatakan Mendagri sebagai kenyataan bahwa pelayanan publik masih sangat rendah, mengingat dalam skala nasional pencatatan akte masih di bawah target sebesar 75 persen pada 2015.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas