Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Dianjurkan Tidak Pilih Calon Kapolri Karena Faktor Kedekatan

Bursa calon Kapolri pun mulai ramai diperbincangkan publik.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jokowi Dianjurkan Tidak Pilih Calon Kapolri Karena Faktor Kedekatan
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Foto Dokumentasi/Kapolri Jenderal Timur Pradopo melantik Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Syarief Gunawan (dua kanan) di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2013). Irjen Pol Syarief Gunawan menggantikan Irjen Pol Wisnu Amat, yang dimutasi menjadi Wakil Kepala Badan Pemiliharaan Keamanan (Wakabaharkam). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti akan pensiun Juli 2016 mendatang.

Bursa calon Kapolri pun mulai ramai diperbincangkan publik.

Siapa calon Kapolri yang layak meneruskan tongkat estafet Badrodin?

Peneliti Indonesian Legal Roundtable (ILR) Erwin Natosmal menyarankan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak merekomendasikan calon Kapolri karena yang memiliki faktor kedekatan pribadi.

Syarat seorang calon harus independen dan mempunyai jejak rekam yang baik jauh lebih perlu menjadi dasar memilih yang dilakukan Presiden Jokowi.

Apalagi melihat afiliasi dan kedekatan dengan partai politik tertentu.

"Independen itu adalah tidak punya afiliasi dan kedekatan dengan partai politik tertentu. Itu untuk menjaga institusi kepolisian agar tidak jadi alat kekuasaan," kata Erwin, Jumat (18/3/2016).

BERITA REKOMENDASI

Pertimbangan mempunyai jejak rekam baik itu berupa tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan dan melaporkan LHKPN secara teratur dan benar.

Syarat itu menurutnya juga harus menjadi acuan memilih agar bisa menjadi teladan yang baik bagi internal dan masyarakat.

"Syarat kedekatan itu tidak penting, jika standar-standar pemilihan Kapolri itu dipenuhi.," cetusnya.

"Karena nantinya Presiden tidak sepenuhnya punya hak memilih karena akan ada check and balance DPR dalam menyetujui," katanya.

Menurut dia, Presiden harus teliti dalam menelisik jejak rekam dan mendengar masukan dari masyarakat mengenai sosok calon. Agar polemik dan kegaduhan periode lalu tak kembali terjadi.


"Input dari masyarakat sangat penting karena bagaimana pun dalam praktiknya masyarakat lah pihak yang paling berkepentingan dengan kebijakan yang diambil Kepolisian," ucapnya.

Sejumlah jenderal bintang tiga polisi atau yang kini berpangkat Komjen Pol alias sudah berbintang tiga adalah Wakapolri Komjen Budi Gunawan, (Akpol 1983 dan baru akan pensiun 2017), Kalemdikpol Komjen Syafruddin (Akpol 1985 dan baru pensiun 2019) dan Kabaharkam Komjen Putut Eko Bayu Seno (Akpol 1984 dan pensiun 2019).

Kemudian Irwasum Komjen Dwi Priyatno (Akpol 1982 dan pensiun 2017), Sestama Lemhanas, Komjen Suhardi Alius, (Akpol 1985 dan akan pensiun 2019), Kepala BNN, Komjen Budi Waseso (Akpol 1984 dan pensiun 2019) dan Kepala BNPT, Tito Karnavian yang baru dilantik Presiden (Akpol 1987 dan pensiun 2022).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas