Blok Masela: Momentum Membumikan Nawacita Ketiga
Pro kontra terkait lapangan gas abadi Blok Masela yang mempunyai cadangan gas terbesar di Indonesia saat ini, terus berlanjut.
Editor: Rachmat Hidayat
Sejak lama daerah-daerah pinggiran dan pulau terluar kehilangan sentuhan keindonesiaan, sehingga negara harus hadir di ufuk timur.
"Nawacita bukan lahir dari langit dan tidak ada tempat berpijak di bumi. Secara alamiah, di mana ada gula, di situ pasti ada semut. Proyek onshore Blok Masela akan menampung 7.000 tenaga kerja," tandasnya.
"Pengelolaan lapangan Gas Abadi Blok Masela dengan cadangan gas alam yang sangat besar menjadi momentum untuk membumikan Nawacita. Caranya dengan meletakkan kepentingan nasional sebagai landasan utama dan rakyat (Maluku) sebagai penikmat pertama dari kekayaan alamnya," tambahnya lagi.
Ia menyarankan, sudah saatnya AS dan SS untuk ‘lempar handuk’. Karena menurutnya, mereka adalah produk rejim masa lalu yang hanya mengejar devisa dengan cara mengeksploitasi SDA dan menjualnya ke luar negeri.
"Kemudian meninggalkan ‘toxin in our environment-cancer in our bodies’ dan menempatkan rakyat sekadar sebagai penonton,” tutur Nazar.
Saatnya saat ini, tambahnya lagi, anak bangsa ber-Nawacita memegang kendali pengelolaan SDA guna membangun kemandirian energi.
Semua itu, sambung Nazar, berdasarkan kepentingan nasional, pemerataan kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.
"Nawacita ketiga, membangun Indonesia dari pinggiran, akan memancarkan cahaya ke-Indonesiaan, khususnya dari ufuk timur, yang telah lama redup. Proud of nation harus muncul dari lubuk hati rakyat Maluku," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.