Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penggiringan Opini Lewat Dunia Maya Sudah Tidak Laku

Dalam perdebatan di media sosial pasukan tersebut juga ikut membela sang majikan yang membayar.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Penggiringan Opini Lewat Dunia Maya Sudah Tidak Laku
TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO/FX ISMANTO
DEE KARTIKA DAN BUDI PROJO - Dyah Kartika Rini Djoemadi akrab dipanggil Kartika Djoemadi atau dikenal Dee Dee Kartika, Koordinator Jokowi Social Media Valunteers (JASMEV) didampingi Budi Arie Setiadi , Koordinator Nasional PDIP Projo, hadir dalam acara Dialog dan Livechate bersama Tribun Jakarta, Kamis (3/4/2014) yang berlangsung di Kantor Tribun Jakarta. Kedua koordinator relawan ini siap perang membantu Capres PDIP Gubernur DKI Jokowi menang menjadi Presiden RI ke-7. (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO) 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada banyak kampanye melalui dunia maya, termasuk melalui media sosial, banyak ditemukan pasukan dunia maya atau cyber troops, untuk menggiring opini masyarakat.

Kordinator Jokowi Ahok Social Media Volunteers (JASMEV), Kartika Djoemadi, yang pada pilkada 2012 lalu sukses mengawal pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama, menyebut strategi tersebut salah satunya sempat digunakan oleh seorang pejabat, untuk menjaga citranya.

"Dan itu sebenarnya kelihatan," ujar Kartika kepada wartawan, di Veteran Coffee and Resto, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (30/3/2016).

Ia menyebut teknik tersebut juga digunakan dengan cara "menyerbu" kolom komentar di situs media daring.

Pasukan dunia maya itu melalui akun anonim dan psuedonim dalam jumlah besar, akan mengisi kolom komentar dengan opininya.

Dalam perdebatan di media sosial pasukan tersebut juga ikut membela sang majikan yang membayar. Mereka melalui sejumlag akun, akan menyugugkan pembenaran.

Berita Rekomendasi

Kartika mengatakan akun akun tersebut akan berlagak tidak mengenal satu sama lain, namun pernyataan yang disugugkan seragam. Masyarakat menurut Kartika seharusnya dapat dengan mudah mengendus modus tersebut.

Strategi pengerahan itu menurutnya sudah tidak akan laku pada perhelatan pilkada DKI Jakarta.

Kata dia saat ini masyarakat dunia naya, termasuk yang memiliki hak pilih di pilkada DKI Jakarta, lebih menghargai orisinalitas.

"Seharusnya dibiarkan saja apa adanya, biar saja publik bersuara," jelasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas