Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Romahurmuziy Nyanyi 'Naik Kereta Api,' Presiden Jokowi Tersenyum dan Irman Gusman Tertawa

Presiden Jokowi tersenyum, Ketua DPD RI Irman Gusman tertawa, melihat Sekjen DPP PPP, Romahurmuziy menyanyikan lagu anak, 'Naik Kereta Api.'

Editor: Y Gustaman
zoom-in Romahurmuziy Nyanyi 'Naik Kereta Api,' Presiden Jokowi Tersenyum dan Irman Gusman Tertawa
Imanuel Nicolas Manafe/Tribunnews.com
Sekjen PPP Hasil Muktamar Surabaya, Romahurmuziy (tengah) bersama Plt Keta Umum PPP hasil Muktamar Bandung, Emron Pangkapi (kanan), didampingi Menteri Agama Lukman Hakim (kiri) bertemu Presiden Jokowi. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sekretaris Jenderal DPP PPP, Muhammad Romahurmuziy, menyanyikan lagu anak, 'Naik Kereta Api' di depan Presiden Joko Widodo.

"Naik kereta api tut, tut tut, siapa hendak turut ke Bandung Surabaya, dan sempat turun di Jakarta," ujar Romahurmuziy yang menyanyi di saat pembukaan Muktamar ke-VIII PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4/2016).




Presiden Jokowi tersenyum ketika Romy bernyanyi, Ketua DPD RI Irman Gusman tertawa dan menunjuk-nunjuk mantan Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya itu.

Tak mau ketinggalan, kader dan peserta PPP pun langsung tertawa.

Pria yang akrab disapa Romy mengungkapkan alasan mengambil Asrama Haji Pondok Gede sebagai lokasi Muktamar VIII PPP.

"Empat puluh tiga tahun lalu, PPP lahir atas berkahnya lambang Kakbah. Satu-satunya yang punya lambang Kakbah hanya asrama haji," kader PPP yang lain pun ikut tertawa.

BERITA TERKAIT

Ia menyampaikan di tengah gempita karena perpecahan internal pengurus, partai berlambang Kakbah masih mampu menunjukkan kesederhanaan.

"Kita mencontohkan kesederhanaan. Banyak di antara kita sifat despotik," sambung pria jebolan Institut Teknologi Bandung itu.

Romy menyadari jalan menuju islah berliku-liku samai harus melewati 106 kali event, dimulai dari awal bibit-bibit tajam, pertemuan informal, jumpa pers dan mediasi.

"Dan tibalah kita di jalan islah," ungkap dia.

Ia berharap perpecahan di internal PPP ini menjadi pelajaran sehingga panitia akan membuat buku terkait dinamika PPP.

"Sebenarnya kita tak patut meminta bantuan, namun administrasi negara jugalah yang menentukan, khususnya Kementerian Hukum dan HAM," beber dia.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas