Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Samadikun Mengaku Masih Mengonsumsi Obat Pengencer Darah

Samadikun juga menceritakan tentang sakit dibagian pinggang yang sudah beberapa tahun ke belakang

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Samadikun Mengaku Masih Mengonsumsi Obat Pengencer Darah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Terpidana kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Samadikun Hartono (tengah) dikawal Kepala BIN Sutiyoso (kedua kiri) serta pengawal lainnya usai turun dari pesawat di Bandara Halim PK, Jakarta, Kamis (21/4/2016) malam. Samadikun Hartono akhirnya ditangkap di Shanghai, China setelah buron selama 13 tahun terkait penyalahgunaan dana BLBI sebesar Rp 169,4 Miliar di tahun 2003. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepada Kepala Dinas Pemasyarakatan DKI Jakarta, Yuspahruddin, buron kasus BLBI, Samadikun Hartono sempat menceritakan bahwa dirinya masih meminum obat pengencer darah akibat penyakit jantung yang ia derita.

"Tadi beliau cerita dia pernah dipasang satu ring di jantungnya, jadi sekarang masih konsumsi obat pengencer darah gitu," jelas Yuspahruddin di LP Salemba, Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Selain penyakit jantung, Samadikun juga menceritakan tentang sakit dibagian pinggang yang sudah beberapa tahun ke belakang dia rasakan kepada Yuspa.

Menanggapi hal itu, Yuspa yang sempat bertemu selama 15 menit mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja karena fasilitas tempat tidur di LP menunjang kesembuhan penyakitnya itu.

"Karena di sel khusus dan dia tinggal sendirian jadi memang satu kasur itu buat satu orang. Saya maklum karena sudah tua juga jadi memang penyakitnya seperti itu," tambah Yuspa.

Dirinya menyampaikan selama satu malam di lapas, tidak ada keluhan dari buronan itu. Namun, jika ada keluhan dari Samadikun, maka akan ada dokter yang menyambangi dia di LP dan tidak perlu ke rumah sakit untuk berobat.

Berita Rekomendasi

Mengenai penjagaan yang berada di Blok Saroso, Yuspa menjelaskan hal itu sebagai bentuk pengawalan Samadikun dari narapidana lainnya yang terkadang suka menyambangi orang baru di lapas.

"Ya siapa tahu ada napi lain yang mau melihat, biasanya kalau ada orang baru, mereka penasaran apalagi ini kan pernah jadi kasus besar dulu. Makanya kami jaga. Siapa tahu yang bersangkutan tidak berkenan," urainya.

Yuspa meyakini Samadikun dapat bersosialisasi secara baik dengan seluruh napi sejalan dengan waktu penahanan dirinya selama empat tahun penjara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas