Sembara Oktafian: Saya Tidak Tahu Daerah Rawan
Sembara mengaku sangat bersukur bisa selamat dari penyerangan kelompok bersenjata yang diduga bagian dari milisi Abu Sayyaf.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sembara Oktafian (28), ABK Kapal Tunda Henry yang diserang kelompok bersenjata, tidak mengetahui perairan perbatasan Malaysia-Filipina merupakan daerah rawan.
Padahal selama 15 bulan berkerja sebagai second engineer di PT Global Trans Energy International ia berulangkali melewati perairan tersebut.
"Kita berlayar sudah sering sekali. saya bekerja disitu, satu tahun tiga bulan. Kita kurang tahu itu rawan," ujar Sembara di ruang tamu rumahnya, Jalan Lorong 100, nomor 86, Koja, Jakarta Utara, Minggu (24/4/2016).
Sembara mengaku sangat bersukur bisa selamat dari penyerangan kelompok bersenjata yang diduga bagian dari milisi Abu Sayyaf.
Meskipun demikian, kejadian penyerangan yang menyebabkan satu ABK tertembak dan empat lainnya ditawan tersebut menyebabkan ia trauma.
"Kalau masalah kejadian detail kemarin, saya jujur saja masih trauma jadi saya belum bisa ceritakan," paparnya.
Sebelumnya enam dari sepuluh orang ABK TB Henry yang diserang kelompok Abu Sayyaf saat sedang menarik kapal Tongkang Crhsty Jumat pekan lalu, diselamatkan kepolisian Malaysia.
Dari enam korban yang diselamatkan, lima diantaranya sudah dipulangkan ke Indonesia.
Mereka yakni Royke Fransy Montolalu, Moch Arianto Misnan, Sembara Oktafian, Dede Irfan Himi, dan Yohanes Serang.
Sementara, satu orang lainnya, yakni Lambas Simanungkalit masih dirawat di Rumah Sakit Tawau, Malaysia karena tertembak di bagian dada.