Buruh Minta Upah Tinggi Asal Jangan Bikin Perusahaan Bangkrut
"Buruh tidak ingin tuntut tinggi, naik asal perusahaan tidak tutup,"
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap tahun tuntutan serikat pekerja selalu sama, yakni ingin adanya upah layak.
Dalam hal ini para buruh berharap mendapat gaji yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Mudhofir Khamid mengungkapkan saat ini buruh tidak bisa banyak menuntut terkait upah.
Hal tersebut dikarenakan situasi kondisi global ekonomi yang lemah, membuat banyak perusahaan tutup.
"Buruh tidak ingin tuntut tinggi, naik asal perusahaan tidak tutup," ujar Mudhofir di Jakarta, Sabtu (30/4/2016).
Mudhofir meminta agar para serikat pekerja jangan hanya menuntut saja.
Sehingga disaat perusahaan mulai terlihat tertekan, para buruh juga bisa membantu mempertahankan bisnisnya.
"Sudah saatnya serikat buruh harus punya ide gagasan, solusi, jalan tengah untuk pengusaha juga," kata Mudhofir.
Mudhofir memaparkan standard upah layak pun belum jelas hingga sekarang.
Menurutnya masing-masing serikat pekerja mempunyai perhitungan sendiri-sendiri.
"Standarisasi definisikan sendiri-sendiri, ada yang tuntut 30 persen, ada yang 20 persen," kata Mudhofir.