Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringatan Abu Sayyaf: Kalau Tidak Melawan Akan Kami Lepas

Kebanyakan dari mereka membawa senjata berlaras panjang dan menutup wajahnya.

Penulis: Valdy Arief
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Peringatan Abu Sayyaf: Kalau Tidak Melawan Akan Kami Lepas
Valdy Arief/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rinaldi (25), anak buah kapal (ABK) Tugboat Brahma 12 yang ditawan milisi Abu Sayyaf selama lebih dari satu bulan menceritakan pengalamannya.

Laki-laki asal Makassar, Sulawesi Selatan itu, terpaksa mengikuti pergerakan kelompok ekstrimis yang berbasis di kawasan Filipina bagian selatan karena kapalnya dibajak sejak 23 Maret 2016.

Selama penyanderaan, Rinaldi menyebutkan, milisi Abu Sayyaf kerap pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Kebanyakan dari mereka membawa senjata berlaras panjang dan menutup wajahnya.

Setelah menurunkannya dan sembilan ABK Tugboat Brahma 12 lainnya dari kapal, anggota milisi Abu Sayyaf langsung memberi peringatan.

"Dari awal mereka bilang 'kalau tidak melawan akan kami lepas. Kalau melawan tidak akan kami lepas'," kata Rinaldi usai acara penyerahan dari Kementerian Luar Negeri ke keluarga.

ABK yang bertugas sebagai juru mudi, mengaku secara umum tidak ada perlakuan kurang menyenangkan dari milisi Abu Sayyaf.

Berita Rekomendasi

Meski pergerakan mereka terus dipantau anggota milisi Abu Sayyaf, tapi para penyandera tidak mengikat tangan atau kaki ABK Tugboat Brahma 12.

Bogem mentah dari para penyandera, diakui Rinaldi, juga tidak pernah melayang ke tubuhnya dan teman-temannya.

Milisi yang telah diperangi Pemerintah Filipina lebih dari 10 tahun ini, juga menyamakan konsumsi dengan sanderanya.

"Kami makan apa yang mereka makan," katanya.

Kini Rinaldi dan ABK Brahma 12 lainnya sudah bisa bernafas lega. Pada Minggu (1/5/2016), Pemerintah Indonesia berhasil memulangkan mereka.

Bersama teman-temannya, Rinaldi yang hadir di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri pada Senin (2/5/2016), menggenakan kemeja putih dan celana hitam.

Mereka diserahkan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi kembali pada keluarga.

Meski demikian, masih ada empat warga negara Indonesia yang berada dalam tawanan milisi Abu Sayyaf.

Berbeda dengan Rinaldi, empat WNI yang belum dikembalikan pada keluarganya itu dibajak kapalnya, Tugboat Hendri, pada Jumat (15/4/2016).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas