Alvian: Selama Proses Negosiasi Tidak Pernah Lihat Uang
Selama disandera , Alvian mengaku tidak pernah melihat uang tebusan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kru Kapal Tunda Brahma 12 yang kini sudah kembali ke rumah, Alvian Elvis mengaku tidak mengetahui rinci proses negosiasi antara pemerintah dan perusahaan dengan Kelompok Abu Sayyaf.
Termasuk mengenai apakah pembebsan dilakukan dengan uang tebusan atau tidak.
"Masalah uang itu kita enggak tau. Apa benar dibayar atau tidak," ujar Alvian di rumahnya, Jalan Swasembada Barat 17 nomor 25, Kebon Bawang, Jakarta Utara, Selasa (3/5/2016),
Selama disandera , Alvian mengaku tidak pernah melihat uang tebusan.
Termasuk saat ia diantarkan oleh kelompok separatis ke rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan.
"Saya tidak pernah lihat duit dalam proses negosiasi,pas kita di mobil saat dilepasin, sampai di Indonesia kita tidak pernah lihat duit," katanya.
Komunikasi antara sandera, dengan kelompok Abu Sayyaf dan perusahaan diwakilkan oleh Kapten Kapal.
Sementara sembilan orang lainnya termasuk Alvian lebih banyak diam dan menunggu perintah dari penyandera.
"Cuma selama di sana, kalau kita disuruh ngomong sama perusahaan sama pemerintah, negosiator, yang sebatas ngomong cuma kapten saja," katanya.
Alvian menceritakan kronologis pelepasan sandera oleh pemberontak.
Ia dan sembilan ABK lainnya dibangunkan di pagi buta.
Ia dipindahkan dari pulau Jolo ke pulau lainnya.
Alvian tidak mengetahui nama pulau tersebut. Hanya saja usai tiba ia langsng dinaikan ke mobil bak terbuka.
Sandera di tengah jalan kemudian diturunkan dan diperintahkan mencari dan mendatangi rumah Gubernur Sulu.
Dalam perjalanan tersebut penyandera mengatakan jika Minggu (1/5/2016) kemungkinan besar adalah hari terakhir penyanderaan.
"Mungkin hari ini kalin kembali ke Indonesia," ujar Alvian menirukan ucapan salah seorang kelompok Sayyaf.
Alvian mengatakan setelah diturunkan, ia dan sembilan orang lainnya menyusuri jalan. Saat bertemu warga setempat, ia kemudian menayakan alamat rumah Gubernur Sulu.
"Sesampainya disana kami diterima baik, habis itu kita dibawa lagi ke basecamp rumah sakit, seperti RSPAD kalau di sini, diperiksa kesehatan, naik helikopter dibawa ke pulau Zambonga, di situ diinterogasi, jam 7 kita terbang ke Balikpapan, dari Balikpapan kita berangkat ke Jakarta," katanya.