Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Hari Sebelumnya, 10 ABK Sudah Dikasih Tahu WN Kanada Akan Dipenggal

Kita tiga hari sebelumnya udah dikasi tau bahwa akan ada eksekusi orang Kanada

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tiga Hari Sebelumnya, 10 ABK Sudah Dikasih Tahu WN Kanada Akan Dipenggal
Harian Warta Kota/henry lopulalan
ABK YG DISELAMATKAN - Anak buah kapal (ABK) korban sandera kelompok Abu Sayyaf yang telah dibebaskan berjalan beriringan sebelum acara penyerahan kepada keluarga di Kementerian Luar Negeri, Jalan Penjabon, Jakarta Pusat, Senin (2/5/2016). 10 ABK WNI yang di tahan sekitar 5 minggu bisa di selamatkan tanpa uang tebusan sementara masih ada 4 orang lagi yang masih di sandera milisi Abu Sayyaf. WartaKota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Alvian Elvis, satu dari 10 ABK TB Brahma 12 yang berhasil diselamatkan‎ mengaku Kelompok Abu Sayyaf yang menyanderanya memberitahukan niatan eksekusi terhadap WN Kanada, John Ridsdel.

Menggunakan Bahasa Inggris, tiga hari sebelum eksekusi, kelompok separatis tersebut memberitahu rencana pemenggalan.

"Kita tiga hari sebelumnya udah dikasi tau bahwa akan ada eksekusi orang Kanada," ujar Alvian di depan kediamannya di Jalan Swasembada Barat 17 nomor 25, Selasa, (3/5/2016).

Untuk diketahui selain para ABK WNI, sejumlah warga negara asing menjadi korban penculikan Abu Sayyaf.

Mereka diantaranya tiga orang WN Kanada yakni John Ridsdel‎, Robert Hall, Marites Flor, dan satu orang warga Norwegia, Kjartan Sekingstad.

Ke empat orang tersebut diculik saat berlibur di Pulau Samal.

Sama seperti tuntutannya ke pada perusahaan dan pemerintah Indonesia, kelompok Abu Sayyaf meminta uang tebusan bila ingin ke empat orang tersebut dibebaskan.

Berita Rekomendasi

Kelompok separatis tersebut meminta uang 300 juta peso dengan batas waktu pembayaran senin 25 April pukul 15.00 waktu setempat.

‎Lantaran permintaanya tidak dikabulkan, Risdel akhirnya dieksekusi dan potongan kepalanya ditemukan di kantong plastik di pulau selatan Filipina.

Potongan kepala tersebut ditemukan tentara Filipina (PNP) sekitar pukul 8 malam atau lima jam setalah tenggat waktu pembayaran.

Alvian mengatakan meski diberitahu akan ada eksekusi, namun ia tidak pernah bertemu‎ sandera Kanada dan Norwegia tersebut.

Selama di belantara hutan Filipina, ia di sandera bersama 9 orang lainnya yang merupakan rekan ABK TB Brahma 12.

"Tidak pernah ketemu, kita sepuluh orang saja, kita hanya diinformasikan akan ada eksekusi. Itu pun disampaikan dengan baik-baik ke kita," ujarnya.

Alvian mengaku saat diinformasikan akan ada eksekusi, ia bersama 9 rekan lainnya semakin banyak berdoa.

Ia meminta penyanderan tidak berujung eksekusi dan diberi kekuatan selama disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

"Tapi itulah mungkin karena kasih karunia tuhan makanya kita dikuatkan aja lah. Makanya kita bersepuluh bisa selamat sampe sekarang‎," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas