Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akhirnya, Mereka Pulang

Sepuluh dari empat belas warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf, akhirnya kembali ke Tanah Air.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Akhirnya, Mereka Pulang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anak buah kapal (ABK) yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf menghadiri upacara serah terima kepada keluarga di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5/2016). 10 ABK warga Indonesia dibebaskan dari sandera yang dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf pada Minggu (1/5/2016) langsung diterbangkan ke Indonesia dan selanjutnya diserah terimakan kepada pihak keluarga. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Pertanyaan ini yang muncul sesaat setelah euforia kebahagian atas pembebasan 10 sandera ABK Anand 12. Termasuk, dari presenter kompastv yang bertugas dalam program "breaking news" pembebasan para sandera kepada saya saat menyampaikan laporan langsung.

'hari bahagia ini . adalah hasil kerja panjang dan melibatkan banyak pihak", itu jawaban saya.

Sebagai jurnalis yang ditugaskan meliput, tugas kami adalah mencari informasi faktual sebanyak mungkin mengenai sejauh mana operasi penyelamatan dilakukan. Selama lebih dari 2 pekan bertugas di Filipina Selatan, tim liputan kompastv terus berkomunikasi dengan Eddy Mulya, Minister Counsellor, Koordinator Fungsi Politik KBRI Manila.

Menurutnya, proses pendekatan kepada anggota kelompok Abu Sayyaf telah dilakukan segera setelah ada permintaan uang tebusan atas 10 ABK Anand 12. Tim dari berbagai elemen: Kementrian luar negeri, Kementrian Pertahanan, Kementrian Koordinator bidang politik, hukum, dan kemanan bersama-sama melakukan pendekatan kepada tokoh dan pemuka agama serta anggota Moro National Liberation Front (MNLF) yang ada di Sulu.

Moro adalah sebutan kuno Spanyol bagi komunitas awal Filipina yang mayoritas Muslim. Nur Misuari, seorang pelajar muslim ketika itu mendirikan kelompok MNLF pada 1969 untuk berjuang memerdekakan diri dan membentuk negara Islam sendiri.

Lantas pada tahun 1991, Abdurajak Janjalani memisahkan diri dan mendirikan kelompok Abu Sayyaf. Meski telah menjadi 2 kelompok yang berbeda, hubungan antara MNLF dan anggota kelompok Abu Sayyaf tetap terjalin.

Atas bantuan MNLF, tim yang ditugaskan untuk menyelamatkan para sandera bisa berkomunikasi dengan anggota kelompok Abu Sayyaf. Dalam salah satu kesempatan saya berdiskusi dengan Eddy Mulya selama kami berada di Zamboanga,

Berita Rekomendasi

Ia secara sederhana menggambarkan "logika pendekatan" yang dilakukan: MNLF diibaratkan sebagai "ayah" sedangkan Abu Sayyaf diibaratkan seorang "anak". Perkataan seorang ayah tentu akan didengarkan oleh anaknya. Komunikasi terbuka, proses pembebasan pun berjalan hingga kemudian kita semua bisa melihat "hasilnya" pada 1 mei 2016, 10 ABK Anand 12 dibebaskan dan bisa kembali ke tanah air.

Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pernyataan resminya, Minggu malam kemarin terkait pembebasan 10 ABK Anand 12, di Istana Bogor didampingi oleh Menlu Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa pembebasan para sandera adalah hasil kerja sama banyak pihak baik secara formal maupun informal. Tak hanya melalui pemerintah kedua negara atau Government to Government, tetapi melibatkan banyak pihak dan melalui proses yang panjang.

Kini, semua pihak masih harus kembali bekerja keras, bekerja sama untuk membebaskan 4 sandera ABK Kapal Henry dan Christie yang diduga dibajak oleh salah satu faksi milisi Abu Sayyaf, Alden Bagadi saat kedua kapal berlayar di perairan perbatasan Malaysia - Filipina pada 15 April lalu. (KompasTV)

Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas