Gegara 1 Miliar, Akbar Enggan Golkar Disebut Partai Transaksional
adanya iuran ini juga akan menjadi preseden di internal Golkar
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung sudah menegaskan dirinya tidak setuju diadakan iuran atau kontribusi sebesar Rp1 miliar bagi kandidat ketua umum Golkar.
Alasan Akbar, jangan sampai nantinya partai berlambang pohon beringin ini terstigma sebagai partai yang berorientasi dari uang saja atau transaksional.
"Akhirnya nanti ada pertanyaan apakah partai ini memperjuangkan gagasan, cita-cita, ide bagi kepentingan masyarakat atau negara, atau organisasi yang bicara tentang uang uang uang. Itu kan akan pengaruhi citra partai," ujar Akbar dalam diskusi yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
Akbar mengatakan, adanya iuran ini juga akan menjadi preseden di internal Golkar, khususnya di tingkat I dan II.
"Itu kan bisa jadi preseden. Kalau di pusat 1 miliar, di Tingkat I bisa 500 juta, di Tingkat II bisa nanti 250 juta, di tingkat Kecamatan bisa 150 juta, nanti semua peristiwa politik Partai Golkar bernuansa uang terus nanti," ucap Akbar.
Apabila uang selalu ada di setiap peristiwa politik Partai Golkar, Akbar meyakini kedepannya Partai Golkar semakin ditinggalkan oleh masyarakat.
"Itu kan akan pengaruhi citra partai. Jangan-jangan nanti rakyat semakin menjauhi Partai Golkar karena soal uang terus yang dbicarkaan," kata Akbar.