Partai Golkar Tidak Bisa Hidup Menderita
sumber pendanaan Golkar saat ini tidak seperti saat Presiden Soeharto berkuasa.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang menilai Golkar tidak memiliki penggalaman untuk menderita.
Untuk itu, partai Golkar selalu berusaha berada dekat dengan penguasa.
"Golkar memang dia tidak memiliki pengalaman hidup menderita. Partai ini belum memiliki ketahanan untuk hidup menderita," kata Salang dalam diskusi Smartfm bertajuk 'Akhirnya Golkar Bisa Gelar Munaslub' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/5/2016).
Salang menuturkan, sumber pendanaan Golkar saat ini tidak seperti saat Presiden Soeharto berkuasa.
Menurutnya tidak heran jika pada akhirnya Golkar memberlakukan iuran Rp 1 miliar kepada setiap calon ketua umum.
"Sumber pendaan Golkar saat ini tidak seperti zaman Orde Baru. Jadi Golkar selalu punya kepentingan terhadap penguasa," katanya.
Masih kata Salang, pada era kepemimpinan Akbar Tandjung, Golkar berupaya bangkit menjadi mandiri dalam gelanggang politik nasional.
Sebab Yayasan yang mendanai Golkar sudah tidak dapat mencairkan dana untuk kegiatan-kegiatan parpol berlambang pohon beringin tersebut.
"Pada akhirnya Ketua Umum Golkar setelah Akbar banyak berasal dari kalangan pengusaha," ujarnya.