Sering Salahkan Densus 88 saat Khotbah, Warga Bekasi ini Dipanggil oleh Pengurus RW
Isi surat pernyataan yang harus dibuat W adalah tidak memberi khotbah yang menyinggung pemerintah, Densus 88, maupun agama lain
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Warga Bekasi yang menyinggung Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) dalam khotbah diminta membuat surat pernyataan.
Itu harus dilakukan W, salah satu warga Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat setelah dilaporkan ke pengurus RW oleh warga.
(Baca juga: Terungkap, Siyono Meninggal Karena Ditendang Dadanya oleh Densus 88)
W diminta membuat surat pernyataan yang berisi tidak lagi memberi khotbah yang menyinggung pemerintah maupun Densus 88 di masjid-masjid.
W dilaporkan warga sekitar tempat tinggalnya setelah menempel pamflet di Masjid Al-Ikhlash yang isinya menyudutkan Densus.
Selain itu, W juga menyalahkan Densus dalam setiap khotbahnya pada shalat Jumat yang sudah berlangsung sejak tahun 2015 lalu.
"Kami minta buat surat pernyataan sebagai wujud janji dia mau berubah," kata Sekretaris RW 04 Entan Rustandar saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Sabtu (7/5/2016) malam.
"Warga sekitar sini juga enggak masalah kalau dia mau berubah, buka lembaran baru. Warga masih terima dia," ujarnya.
Isi surat pernyataan yang harus dibuat W adalah tidak memberi khotbah yang menyinggung pemerintah, Densus 88, maupun agama lain.
Ketika ditemui oleh pengurus RW 04 pada Jumat (6/5/2016) kemarin, W secara langsung mengakui memang beberapa kali dia menyinggung Densus dalam khotbah di masjid yang terletak di dalam RW 04.
Dia pun berjanji tidak lagi memberi khotbah seperti itu.
Menurut Entan, sebagian besar warga yang melapor mengaku tidak nyaman mendengar isi khotbah yang seperti W pernah sampaikan.
Warga menilai, seharusnya khotbah yang disampaikan bukanlah yang berapi-api dan menyalahkan pihak lain, tetapi khotbah yang dapat menyejukkan hati.
"Ya enggak pantas lah, masa menjelek-jelekkan Densus, begitu lah. Kita sudah diskusi juga sama penasihat masjid, setuju sama warga, kalau tidak baik seperti itu," tutur Entan.