Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Melati Akhirnya Dengar Suara Anak Setelah Sebulan Disandera Abu Sayyaf

Melati Ginting (52) bisa tertawa kecil saat menceritakan pembicaraan dirinya dengan putra tercinta, Moch Arianto Misnan

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
zoom-in Melati Akhirnya Dengar Suara Anak Setelah Sebulan Disandera Abu Sayyaf
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Empat WNI yang baru saja dibebaskan Rabu (11/5/2016) kemarin dari kelompok penyandera di Filipina akan mendarat di Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma Jumat (13/5/2016) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melati Ginting (52) bisa tertawa kecil saat menceritakan pembicaraan dirinya dengan putra tercinta, Moch Arianto Misnan (23) atau Rian, yang baru saja dibebaskan pasca-disandera kelompok militan Filipina, Abu Sayyaf.

Rian yang menjadi kapten kapal adalah satu dari empat ABK TB Henry yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan perbatasan Malaysia-Filipina sejak 15 April 2016.

"Baru saja saya tiba di rumah, saya mendapatkan telepon dari anak saya, Rian itu. Dia bilang, 'Mama, aku sekarang sudah di atas kapal KRI mau ke Surabaya setelah itu ke Jakarta untuk ketemu Menlu. Jadi, malam ini dia sudah di atas kapal," kata Melati kepada Tribun, Rabu (12/5) malam, beberapa saat setelah menerima telepon dari Rian.

"Tadi Rian juga bilang ke saya, 'Mama, saya sehat-sehat aja, saya aman-aman aja, nggak usah khawatir.' Dia nggak cerita apa-apa tentang kejadian dia sewaktu masih disandera," sambungnya.

Di satu sisi, Melati mengaku bahagia untuk kali pertama mendengar suara anaknya itu setelah hampir sebulan ditangkap dan disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

Di sisi lain, kekhawatiran muncul di dalam dirinya. Sebab, ia tahu benar anak keduanya itu kerap menutupi jika suatu hal buruk terjadi pada dirinya.

"Saya tentu saya nggak percaya, saya masih khawatir dengan dia. Karena saya tahu, dia suka nutupi, rahasiakan kalau ada apa-apa dengan dirinya. Apalagi setelah disandera selama itu. Dulu, waktu dia masih sekolah pelayaran, dia mendapat siksaan, dan baru mengaku disiksa setelah didesak-desak kakak dan adik-adiknya," kata Melati.

BERITA REKOMENDASI

"Karena beberapa korban ABK kapal Brahma 12 yang sudah bebas cerita di media, kalau mereka makan susah dan seadanya sampai diancam. Malah yang sandera warga Kanada itu kan dipenggal kepalanya. Jadi, kita tahu kelompok yang menyandera orang-orang kejam," sambungnya.

Melati mengaku tidak menangis atau pun mengekspresikan kesedihan dalam dirinya saat kali pertama bisa berbicara dengan anaknya itu. Ia tak ingin anaknya yang baru lepas dari kejadian buruk penyanderaan ikut larut dalam kesedihannya.

"Justru tadi kami saling bercanda. Kata Rian, bagus yah mama masuk tv seperti bintang film saja. Lalu, dia tertawa," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas