Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Naik Getek, Puan Temani Penjual Karak Seberangi Sungai Bengawan Solo

Tujuan Menko PMK ke Sukoharjo dan Solo dilakukan untuk menyerap aspirasi dan kebutuhan warga setempat.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Naik Getek, Puan Temani Penjual Karak Seberangi Sungai Bengawan Solo
Ist/Tribunnews.com
Menko PMK Puan Maharani di Tempat Penyeberangan Beton, Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (13/5/2016) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Empat penjual karak (kerupuk dari beras) asal Sukoharjo ikut menyeberang Sungai Bengawan Solo bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani. Menggunakan getek (perahu kayu), Puan dan ibu-ibu menyeberang sungai yang menghubungkan Kabupaten Sukoharjo dan Kota Solo.

"Ini sudah dua generasi di Kampung Gadingan bikin karak dan dijualnya dari sini ke pasar-pasar, bukan hanya (jual) di Sukoharjo juga Solo," terang Puan di Tempat Penyeberangan Beton, Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (13/5/2016) pagi.

Menko PMK didampingi antara lain Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya, Anggota DPR RI Dapil V Jawa Tengah yang juga pengganti Puan, Alfia Reziani, Jajaran Muspida Sukoharjo dan Kepala Desa Gadingan Asih Suroso. Dalam kesempatan itu Menko PMK menyerahkan bantuan berupa 1 unit motor pengangkut dan 1 unit mesin motor perahu.

Puan mengatakan, kedatangannya ke tempat penyeberangan disela-sela kunjungannya ke Sukoharjo dan Solo dilakukan untuk menyerap aspirasi dan kebutuhan warga setempat. Selain itu untuk melihat langsung industri kecil menengah di Desa Gadingan yang menjadi sentra karak yang penjualannya terhambat sarana transportasi penyeberangan.

"Jembatan itu salah satu aspirasi yang saya tangkap pada kunjungan ini. Saya akan usahakan, yang penting ini pengerasan jalan dulu sehingga kalau hujan tidak becek, kemudian yang kedua saya akan koordinasi ke Jakarta untuk bisa dibikin jembatan," jelasnya.

Dalam penyeberangan menggunakan getek sendiri, Puan sempat berbincang-bincang dengan empat ibu-ibu penjual karak. Mereka berkeluh-kesah mengenai aktifitas hariannya dalam berjualan. Dimana pada pagi hari, beberapa warga yang hendak menjual hasil olahan kerupuk harus menyeberang Sungai Bengawan Solo.

"Berapa jualnya bu," tanya Puan.

Berita Rekomendasi

"100 rupiah bu," jawab mereka.

"Kalau laku semua, ibu dapat berapa?," tanya Puan.

"400 ribu kalau habis semua," jawabnya.

"Gede dong bu 400," timpal Puan.

"Itu sama modalnya bu, kalau hasilnya ga sebesar itu," jawabnya lagi.

Musim penghujan menjadi masalah bagi warga, karena pada musim tersebut air sungai cukup tinggi sehingga penyeberangan menggunakan getek kerap terganggu. Keempat ibu penjual yang diketahui bernama Mbok Surahmi, Mbah Tin, Mbok De Marni dan Mbok De Martini, mengharapkan bantuan pemerintah dibangunkan jembatan.

"Apakah Ibu pernah naik perahu penyeberangan getek sebelumnya? Perasaannya gimana bu, takut?," tanya wartawan.

"Kalau disini baru sekarang ini. Dan kenapa saya mau naik perahu, supaya bisa merasakan sebenarnya masyarakat di sini ini melakukan apa pagi-pagi dan apa kegiatannya," jawab Puan.

Kepada pers, Puan mengatakan di atas getek dia membeli karak satu bakul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas