Brigjen Pol. Drs. Hamidin: Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2016 Cegah Terorisme di Indonesia
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Drs. Hamidin berharap kegiatan Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2016 bisa menurunkan tingkat terorisme
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Drs. Hamidin berharap kegiatan Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2016 bisa menurunkan tingkat terorisme di Indonesia.
Untuk itu, ia meminta seluruh peserta yang terdiri dari penggiat dunia maya seperti blogger, penulis, dan IT bisa memaksimalkan pelatihan demi menciptakan generasi muda yang tanggap terorisme.
“Kegiatan ini harus bisa melahirkan dan membentuk duta damai di dunia maya dalam membendung propaganda paham radikalisme dan terorisme di dunia maya. Selain itu, kita nantinya bisa menyamakan pandangan bahwa terorisme itu adalah bahaya yang harus kita waspadai bersama,” ungkap Brigjen Pol. Drs. Hamidin saat membuka Pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Hotel Aryaduta, Makassar, Selasa (17/5/2016).
Bicara tentang terorisme, lanjut Hamidin, bangsa Indonesia sebenarnya telah mampu mengangkat dan mengidentifikasi dan proses pendekatan hukum kepada pelaku terorisme dari generasi satu sampai tiga.
Dari situlah, ia sangat berharap pelatihan ini akan mengungkap peran media seperti apa dalam upaya pencegahan terorisme. Selain itu, ia meminta pelatihan tidak hanya proses semata, tetapi bisa mencapai sasaran demi menciptakan masyarakat Indonesia yang damai tanpa gangguan terorisme.
Terorisme generasi satu sampai tiga secara scerman bangsa ini telah mampu mengangkat mengidentifikasi dan proses pendekaqtan hukum terhadap mereka sehingga dengan kgiatan hari ini akan kita sampaikan peran media seperti apa, sehingga pelatihan kita tidak hanya proses pelatihan semata, tapi sasaran untuk mencapai masyarakat damai tanpa gangguan terorisme
Saat ini, menurut Hamidin, media itu terdiri dari media sosial sosial dan sosial media. Media sosial itu terdiri dari suratkabar, televisi, dan radio. Kemudian sosial media yang kini tengah digandrungi dalam kehidupan berkomunikasi masyarakat dunia. Yang pasti, media sosial dan sosial media itu adalah dua hal yang berbeda.
“Jika Dahulu urusan terorisme itu terdiri dari identifikasi, indoktrinasi dan kemudian tahap jihadisasi, tapi sekarang, ternyata tidak itu saja karena sekarang ada peran media yang sangat besar, baik itu media sosial dan sosial media. Diharapkan dari kegiatan Pelatihan Duta Damai Dunia Maya ini kita bisa menangani persoalan terorisme melalui media,” urai mantan Kapolres Jakarta Pusat dan Metro Tangerang ini.