La Nyalla Habiskan Waktu Bertasbih di Tahanan
Sehari-hari setelah kebebasannya dibatasi hukum, sebut Togar, La Nyalla tidak banyak beruba
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah lebih dari tiga hari tersangka dugaan korupsi dana hibah dan bantuan sosial Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti mendekam dalam tahanan.
Di dalam sel berukuran 4,5 meter persegi di lantai tujuh gedung parker Kejaksaan Agung, Ketua (non-aktif) PSSI itu tidur sendiri.
Anggota tim pengacara La Nyalla, Togar Manahan Nero menceritakan bagaimana keseharian kliennya saat menghuni hotel prodeo yang dinamakan Rumah Tahanan Salemba cabang Kejaksaan Agung.
Sehari-hari setelah kebebasannya dibatasi hukum, sebut Togar, La Nyalla tidak banyak berubah.
Sosok kliennya yang dipandang Togar religius tidak berubah. Tasbih untuk berzikir masih melekat di tangan La Nyalla.
“Dari dulu sejak aku kenal di tahun 1990an, dia (La Nyalla) paling rajin pegang tasbih, ya untuk zikir. Minimum 10 ribu kali. Jadi bukan sejak di sini saja,” kata Togar saat dihubungi, Jumat (3/6/2016).
Tasbih atau alat penghitung zikir lainnya, jelas Togar, memang hal yang telah melekat pada La Nyalla.
“Boleh kau tanya yang lain. Tidak akan ada yang bantah omongan aku ini,” katanya.
Bahkan ketika masuk ke tahanan pertama kali pada Selasa (31/5/2016) malam, Togar menyebut Ketua Kadin Jawa Timur itu langsung melihat tempat ibadah.
Nyalla pun merasa senang dengan musholla rumah sementaranya.
Rasa senang La Nyalla pada tempatnya salat di tahanan, dituturkan kepada Togar saat pertama kali menjenguk.
“Dia langsung bilang musholla bagus. Dia cerita berbinar-binar itu musholla bagus,” kata Togar.
Meski demikian, beberapa kali saat dibawa masuk ke Kantor Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) atau Gedung Bundar Kejaksaan, tidak pernah tampak ada tasbih atau timer di tangan La Nyalla.
Dijenguk
Selama menjalani masa tahanan, Togar mengatakan keluarga telah datang untuk menjenguk La Nyalla.
Hanya saja Togar tidak biasa menjawab kapan waktu mereka datang.
Selain itu beberapa insan persepakbolaan Indonesia juga telah datang ke tahanan di Kejaksaan Agung.
Di antaranya adalah mantan Pelatih Tim Nasional Indonesia Rahmad Darmawan, perwakilan Asosiasi Pemain Sepakbola Nasional Indonesia (APSNI), dan Presiden Direktur PT Liga Indonesia Syahrir Taher.