Presiden Ungkap Rencana Perombakan Kabinet, Wasekjen PDIP: Beliau Hanya Guyon
Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menganggap Presiden Jokowi sedang guyon saat mengungkap rencana perombakan kabinet.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menganggap Presiden Jokowi sedang guyon saat mengungkap rencana perombakan kabinet.
Presiden Jokowi mendadak ingat reshuflle kabinet saat memberikan sambutan di Haul ke-3 Taufiq Kiemas, Rabu (8/6) malam.
Namun, bagi politikus PKB, pernyataan Presiden dianggap serius, kemudian berharap mengganti tiga menteri di kabinet pemerintahan saat ini.
"Itu kan pernyataan spontanitas menjawab candaan ceramahnya ketua umum PBNU? yang mengatakan di antara menteri kabinetnya Pak Jokowi, belum ada orang NU," kata Basarah, Kamis (9/6/2016).
Presiden mengaku teringat reshuflle kabinet saat memberikan sambutan di Haul ke-3 Taufiq Kiemas.
Presiden Jokowi kemudian memberikan klarifikasi terhadap pernyataan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
"Sebelum melanjutkan saya klarifikasi pada pak kyai Sai Aqil mengenai menteri NU. Jadi diam-diam saya hitung ada enam (menteri) dari NU itu ada. Dari Muhammadiyah, Pak Haedar (ketua umum PP Muhammadiyah) enggak bertanya, saya enggak hitung. Saya jadi ingat reshuffle kalau seperti ini," kata Presiden Jokowi.
Kembali mengenai candaan tersebut merupakan sinyal reshuflle, Basarah menilai hal itu dikembalikan kepada orang yang menafsirkan dari sudut pandang tertentu.
"Tapi sekali lagi untuk menyangkut pelaksanaan reshuffle kabinet, menurut Undang-Undang Kementerian negara bahwa keputusan mengenai kapan, siapa, mengapa, siapa diganti siapa itu hak prerogatif presiden. Hak subjektif presiden," kata Anggota Komisi III DPR itu.
Anggota Dewan Syuro PKB, Maman Imanulhaq, memiliki analisa lain. Presiden Jokowi dalam beberapa waktu terakhir telah mengirimkan sinyal reshuffle kepada partai pendukung pemerintah.
Sinyal itu, kata dia, seharusnya dimaknai dengan peningkatan kualitas kerja para menteri.
"Reshuffle itu hak prerogratif Presiden. Tapi harus menjadi motivasi bagi kementerian yang kinerjanya kurang," kata Maman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.