Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Mesti Pertimbangkan Bila Mau Membeli Helikopter Super Puma

AU Malaysia diharuskan melakukan pemeriksaan gearbox setiap 2,5 jam terbang dan caracal hanya bisa diterbangkan dengan torsi 70 persen

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jokowi Mesti Pertimbangkan Bila Mau Membeli Helikopter Super Puma
Wikipedia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peneliti anggaran dari Centre for Budget Analisys (CBA), Uchok Sky Khadafi meminta agar pemerintah tidak membeli helikopter Super Puma buatan Airbus jiga ada niatan untuk membeli pesawat heli kepresidenan.

"Belajar dari Angkatan Udara Malaysia yang direpotkan oleh Super Puma. Angkatan Udara Malaysia telah memesan pesawat tersebut sehingga Malaysia direpotkan oleh imbas notifikasi yang dikeluarkan Airbus pada tahun 2013," ujarnya, Senin (13/6/2016).

AU Malaysia diharuskan melakukan pemeriksaan gearbox setiap 2,5 jam terbang dan caracal hanya bisa diterbangkan dengan torsi 70 persen dari daya maksimumnya.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut menyebabkan siklus persiapan terbang pesawat semakin panjang sebelum diterbangkan sehingga mengganggu kesiapan pesawat itu sendiri untuk terbang.

Satu contoh lagi Polandia kian santer berencana membatalkan order 50 unit EC 725 sebab transfer teknologi dan porsi komponen yang dikerjakan oleh industri lokal sangat minim.

Jelas sekali, Super Puma/Super Caugar adalah pesawat yang kualitasnya tidak terlalu canggih, padahal dibuat oleh industri pesawat terbang yang sudah berpengalaman.

"Mengapa Airbus begitu gegabah membuat super puma? Akan tetapi, terlepas dari gegabah atau tidaknya Airbus, atas berbagai fakta yang diuraikan di atas, sudah jelas sekali bahwa Super Puma/ Super Caugar bukanlah pilihan yang bijak untuk dijadikan sebagai heli kepresidenan," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Bahkan, lanjut dia, akhir-akhir ini beberapa kali pesawat itu mengalami kecelakaan.

"Apakah jumlah itu kurang meyakinkan sehingga masih menganggap Super Puma hebat dan pantas untuk mengangkut Presiden RI yang berkedudukan sebagai Kepala," kata Ucok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas