Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RS Apung Nusa Waluya II Jangkau Kepulauan Terpencil di Indonesia

RSA ini direncanakan memberikan pelayanan kesehatan jangka panjang kepada penduduk di beberapa daerah kepulauan terpencil di Indonesia.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in RS Apung Nusa Waluya II Jangkau Kepulauan Terpencil di Indonesia
TRIBUN BATAM/THOM LIMAHEKIN
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setelah sukses meluncurkan dua Rumah Sakit Apung (RSA), doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli) bersama dengan beberapa mitra strategis berencana meluncurkan RSA ketiga yang akan dinamai Nusa Waluya II. RSA ini direncanakan memberikan pelayanan kesehatan jangka panjang kepada penduduk di beberapa daerah kepulauan terpencil di Indonesia.

Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau memerlukan upaya ekstra pemerataan sarana dan prasarana medis. Rasio dokter dan pasien di wilayah Papua dan Maluku adalah 1 dokter untuk sekitar 4.000 pasien. Jumlah ini sangat jauh berbeda dengan kondisi di Ibukota Jakarta yang memiliki 1 dokter untuk sekitar 350 pasien. Selain itu, masih banyak persalinan di Papua dan Maluku yang belum dibantu oleh tenaga kesehatan.

Pada 2015, doctorSHARE menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan pemerintah daerah Provinsi Maluku dengan tujuan memperbaiki profil kesehatan di provinsi tersebut. Salah satu upaya doctorSHARE dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan menempatkan RSA Nusa Waluya II di salah satu gugus kepulauan yang profil kesehatannya masih terbilang rendah.

“Nantinya RSA Nusa Waluya II diharapkan dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan setempat, dan dapat berfungsi sebagai fasilitas rujukan terlebih untuk kasus-kasus yang belum dapat ditangani oleh fasilitas kesehatan setempat. Tim doctorSHARE di RSA Nusa Waluya II juga berencana memberikan pendampingan kesehatan bagi tenaga medis setempat (bidan, perawat, dan sebagainya) serta memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat setempat,“ ujar dr. Debby Kurniawati Adi Saputra, selaku Koordinator RSA Nusa Waluya II

Menurut dr. Debby, biaya untuk membangun dan mengoperasikan RSA Nusa Waluya II sendiri terbilang cukup besar, tapi kepedulian publik Indonesia memungkinkan dimulainya proyek besar ini. Sumbangan terbesar datang dari PT Multi Agung Sarana Ananda (MASA), sebuah perusahaan maritim lokal, yang menyumbangkan sebuah kapal tongkang (barge) berukuran 45 x 20m.

Julia Windasari, Direktur CSR PT MASA mengatakan,dengan pengalaman dan keahlian PT MASA di dunia perkapalan selama ini, pihaknya turut serta mendukung proyek perombakan kapal bantuan tersebut agar dapat berfungsi sebagai rumah sakit apung.

“Diperkirakan total kebutuhan pendanaan untuk membiayai renovasi dan operasional kapal selama 6 bulan perdana mencapai Rp 15,6 miliar. Sampai saat ini, total pendanaan yang sudah terkumpul, baik dalam bentuk sumbangan dana maupun barang-barang (seperti obat-obatan dan peralatan medis), sudah sekitar 21% dari kebutuhan,” menurut dr. Debby.

“Kami juga membuka kesempatan bagi publik untuk berpartisipasi dalam pembangunan RSA Nusa Waluya II. Sumbangan dapat diberikan kepada doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli) melalui nomor rekening 198.550.7777 (BCA). Mohon tambahkan 3 rupiah dari nilai sumbangan Anda agar Tim doctorSHARE dapat mengetahui bahwa dana yang masuk adalah untuk proyek RSA Nusa Waluya II, “ tutup dr. Debby

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas