Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Lindawati Kwa Penyandang Tunanetra Gapai Pendidikan Hingga ke Australia

Sebagai anak ke-2 dari 4 bersaudara, saya selalu dididik setara dengan saudara-saudara saya

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kisah Lindawati Kwa Penyandang Tunanetra Gapai Pendidikan Hingga ke Australia
Australia Plus
Foto Lindawati Kwa dan rekannya sesama penyandang disabilitas ketika studi di Australia (Australia Plus) 

Ia lantas mencontohkan, misalnya saja di jalanan.

"Saya kan tunanetra total ya, masih ada saja orang yang tak peduli dengan saya, kami, penyandang disabilitas. Tidak membantu kami ketika menyeberang jalan, atau jarang sekali saya temukan orang yang menggandeng kami ketika menyeberang, atau memberi tahu kami kalau lampunya sudah hijau,” ujarnya.

Meski demikian, Linda tak memungkiri, kondisi itu tetap terjadi sebagian karena perilaku penyandang disabilitas sendiri yang masih suka mengurung diri.

Ya memang, menurutnya, semua itu ada peran dari kaum disabilitas sendiri.

"Makanya, ayolah kawan-kawan, ayo keluar, tunjukkan diri kalian, terlibat dalam berbagai aktivitas, biarkan masyarakat tahu keberadaan kita, sehingga mereka terbiasa,” harap Lindawati Kwa.

“Siapa tahu dengan tindakan kecil seperti itu, kita di sini bisa mengejar ketertinggalan dari penyandang disabilitas di Australia,” kata gadis Medan ini.

Kursus manajemen organisasi di Sydney membuat Linda paham akan perlunya perubahan visi dalam pengelolaan penyandang disabilitas.

Berita Rekomendasi

“Selama ini, banyak organisasi yang mewadahi penyandang disabilitas masih fokus pada charity (amal). Menurut saya, sudah nggak masanya kita selalu melakukan charity. Seharusnya, organisasi bisa lebih fokus pada pengembangan pribadi, banyak memiliki program pendidikan. Karena itu yang penting, dan di masa depan bisa membantu kehidupan penyandang disabilitas,” ujarnya.

Tak hanya itu, kunjungan ke Australia juga memberi Linda pengalaman unik yang selalu membuatnya tersenyum ketika mengingatnya.

“Jadi waktu kami pergi ke sana itu, ada 24 orang. Hanya 4 saja yang non-disabilitas, sisanya disabilitas. Ada yang pakai kursi roda, ada yang pakai tongkat, ada yang seperti saya. Selama perjalanan dan selama di Australia, lucunya kami saling bantu, jadi bayangkan orang buta membantu tuna daksa dan sebaliknya,” ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas