Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Silang Pendapat Menhan dan Panglima TNI Dimanfaatkan Perompak untuk Sandera WNI

Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai pelaut Indonesia telah menjadi incaran kelompok bersenjata.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Silang Pendapat Menhan dan Panglima TNI Dimanfaatkan Perompak untuk Sandera WNI
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Warga Negara Indonesia yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5/2016).Sepuluh Anak Buah Kapal WNI disandera kelompok bersenjata sejak 26 Maret 2016 lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai pelaut Indonesia telah menjadi incaran kelompok bersenjata.

Hal itu terkait penyanderaan kembali yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf terhadap warga negara Indonesia (WNI) di perairan Sabah, Malaysia.

"ABK dan Pelaut kita benar-benar jadi bulan-bulanan perompak dan teroris dari kelompok Abu Sayyaf. Mereka jadi tuman (ketagihan) karena kita terlalu lembek, terlalu persuasif istilahnya Panglima TNI," kata Tantowi melalui pesan singkat,Selasa (12/7/2016).

Ia mengingatkan adanya kesepakatan tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Filipina untuk menjaga perairan yang selama ini sering dijadikan wilayah perompakan.

Sayangnya, kata Politikus Golkar itu, antara Menteri Pertahan dan Panglima TNI blm sepaham betul mengenai operasional kerjasama tersebut.

"Menhan bilang harus ada latihan dulu diantara Angkatan Laut ketiga negara. Sementara Panglima bilang semua prajurit itu siap perang (combat ready). Latihan tidak diperlukan," kata Tantowi.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, silang pendapat ini membuat penjagaan wilayah belum dapat dilaksanakan. Perompak pun memanfaatkan situasi ini.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo geram terhadap ulah penyandera yang menyandera WNI ketika berada di Perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia beberapa waktu lalu.

"Ini sudah sangat keterlaluan," ujar Gatot di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/7/2016).

Yang membuat Panglima geram lantaran diketahui kelompok yang diduga Abu Sayyaf ini tidak menyandera semua Anak Buah Kapal saja.

Kelompok penyandera, kata Gatot, hanya mencari adakah WNI di dalam kapal tersebut. Ketika ditemui, hanya WNI yang dibawa untuk disandera.

"Suasana yang sangat saya sesalkan adalah mereka memilih, di dalam kapal nelayan itu ada tujuh, dicek semuanya yang punya paspor Indonesia ini yang diculik. Ada apa sebenarnya Abu Sayyaf dengan Indonesia?" ucap Gatot.

Gatot pun menegaskan apapun akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, termasuk operasi militer untuk menggempur ke wilayah yang diduga kelompok Abu Sayyaf.

"Maka saya sampaikan apapun akan saya lakukan untuk pembebasan. Apapun dengan cara apapun juga. Sampai masuk ke sana pun akan saya lakukan apabila udah ada izin," tutur Gatot.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas